Selasa, 11 Januari 2011

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR

PERAN DAN TANTANGAN DUNIA ARSITEKTUR

Dalam membahas validitas posisi yang dimiliki arsitektur, peran dan tantangan dunia arsitektur pada masa mendatang adalah cukup bijaksana bila kita menempatkannya pertama sekali dalam suatu kerangka waktu. Jika ditinjau dalam rentang WaktU 1980 sampai masa sekarang ini maka perkembangan masalah dan isu-isu lingkungan binaan (Arsitektur) cukup rumit. Untuk jangka waktu ke depan pun sudah barang tentu masalah yang dihadapi semakin rumit dengan segala aspek yang terkait didalamnya. Apa yang diresahkan saat ini oleh para praktisi arsitektur di Indonesia adalah situasi dimana dirasakan ada keterbatasan pemahaman perbendaharaan "kata" Arsitektur itu sendiri terutama didalam menanggapi tuntutan perkembangan kebutuhan masyarakat yang berhubungan dengan lingkungan binaannya. Bila ditinjau dalam perspektif waktu antara tahun 1960-an dan masa sekarang, Arsitektur kelihatan telah berubah dari suatu gerakan yang menentang estetika dan parameter-parameter sosial kepada suatu kondisi yang menginginkan status quo. Hal ini terutama berkaitan dengan kecenderungan untuk menolak bentuk-bentuk formal dan kemapanan sosial dalam masyarakat modern. Apa yang jelas terlihat disini adalah Arsitektur berusaha untuk menyajikan suatu bahasa formal yang berlaku umum yang terkadang bersifat figuratif dan ekletis. Beberapa tema-tema arsitektur digali seperti: Postmodernism; Regionalism;Deconstructionism; Neo-modernism dan lain sebagainya, semua ini dimaksudkan untuk membuat Arsitektur sebagai "alat ekspresi budaya" Disini terlihat bahwa praktisi arsitektur kontemporer cenderung mencari bentuk-bentuk pembenaran ideologinya. Arsitektur tidak lagi dalam kerangka pemikiran yang berusaha mengekspresikan arti tersirat dari suatu bentuk produk tetapi lebih kepada makna yang terlihat sesaat. Kritik dan debat dalam dunia arsitektur berkisar diantara berbagai macam tema-tema tersebut sehingga perkembangan arsitektur banyak dipengaruhi kampanye dari beragam ideologi. Perkembangan diatas berpengaruh besar terhadap profesi arsitek. Terjadi perubahan dari Arsitek yang secara tradisional dikenal sebagai "master builder" yang secara estetis sangat puritan kepada arsitek sebagai "trendsetter". Situasi ini sebenarnya sangat berkaitan dengan perkembangan sosial dan ekonomi yang terjadi di masyarakat modern dimana segala perangkat kapital lebih menekankan suatu sistem yang cepat dan serba instant. Jelas keadaan ini berpengaruh pada masyarakat dengan tidak peduli pada arti hakiki yang tersirat dan suatu bentuk produk tetapi lebih terpaku pada makna yang terlihat layaknya melihat beragam gaya kemasan produk komoditi. Apa yang berlaku pada arsitektur juga adalah suatu skenario dimana arsitektur telah menjelma menjadi bagian integral dari sistem beroperasinya instrumen kapital. Dalam hal ini arsitektur itu sendiri menjadi bagian yang tak terpisahkan dari barang konsumsi dengan berbagai macam "style" yang berkompetisi dipasaran. Tidaklah salah seperti dikatakan Ventury (1966) bahwa peranan arsitektur akan menjadi berkurang sejalan dengan perkembangan sosial dan ekonomi masyarakat modern. Yang harus menjadi perhatian utama para praktisi arsitektur sekarang ini adalah : peranan apa yang sebaiknya dilakukan untuk menghadapi kekuatan kapital dalam 'pasar' jasa arsitektur. Ada kekhawatiran yang timbul saat ini tentang kemampuan para praktisi
Arsitektur untuk mampu beradaptasi dalam persaingan ketat pada 'pasar' pengguna jasa Arsitektur. Menghubungkan arsitektur dengan kecenderungan perkembangan ekonomi saat ini adalah suatu pekerjaan yang sulit. Interaksi antara Arsitektur dan perkembangan ekonomi dapat dilihat dari dua sisi pandang yang berbeda. Pertama berkaitan dengan peranan Arsitektur didalam perkembangan ekonomi. Kedua peranan Arsitektur sebagai objek budaya. Bila dibandingkan dengan objek budaya lainnya seperti lukisan, musik, maupun karya sastra jelas Arsitektur sangat berbeda dalam hal besarnya biaya-biaya yang terpaut didalamnya . Walaupun tentu setiap bentuk karya seni dapat mengekspresikan pengaruh 'pasar', akan tetapi Arsitektur sebagai bentuk karya seni sangat tergantung kepada sumber daya ekonomi dan kekuatan politik jauh sampai keseluruh bagian proses perancangan seperti: pemilihan site, program, budget, bahan, schedule. Parameter-parameter ekonomi ini sangat membatasi peran 'transgresif' dan 'transformatif' yang dimiliki arsitek.
Walaupun demikian, situasi ini tentu masih memberi peluang untuk membuat perubahan didalam proses perencanaan dan perancangan arsitektur. Disini Arsitektur perlu menghindari kesalahan dalam hal cenderung tetap memandang peran tradisionalnya sebagai 'master builder'. Adalah kenyataan bahwa secara tradisi arsitek selalu berada ditampuk pimpinan pada tim-tim proyek Arsitektur. Akan tetapi sekarang ini ada kecenderungan dimana pemberi tugas terutama yang berskala besar lebih tergantung pada manajer bangunan dari pada Arsitek. lni erat kaitannya dengan perkembangan ekonomi masyarakat yang mempengaruhi pola-pola hubungan kerja antara arsitek dan masyarakat. Yang penting untuk dicamkan sekarang adalah bagaimana agar arsitektur dapat menyatu dengan sistem ekonomi yang berkembang. Oleh sebab itu praktisi arsitektur harus dapat meningkatkan kemampuan dan pemahamannya akan proses-proses ekonomi yang terjadi sejalan dengan usahanya didalam pembentukan lingkungan binaan.
Situasi diatas memberikan suatu gambaran bahwa validitas posisi yang dimiliki arsitektur sesungguhnya tergantung pada pengembangan strateginya sendiri yang dapat sejalan dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi begitu cepat didalam masyarakat modern sekarang ini. Peranan Arsitektur yang diharapkan dalam skenario ini adalah harus lebih bersifat sebagai jasa industri dan berbeda dengan peranan tradisionalnya. Sudah barang tentu ini akan mengubah sikap dan etos kerja di dalam dunia arsitektur secara substansial yaitu perubahan yang menempatkan arsitektur terserap didalam proses-proses ekonomi yang berkembang didalam komunitas.
Kendala yang mungkin terjadi dari skenario diatas saat ini adalah kurangnya pemahaman mengenai tantangan-tantangan baru dan peluang-peluang baru yang berkembang diseputar arsitektur itu sendiri. Kekurangan terhadap hal-hal tesebut akan mengakibatkan arsitektur terperangkap dalam bentuk-bentuk solusi perancangan yang bersifat figuratif. Banyak bukti-bukti yang menunjukkan bahwa perangkat operasi dari kapitalisme dan konsumerisme telah membawa arsitektur kedalam ekletisme Adalah cukup relevan untuk dicermati saat ini tentang kemungkinan peranan Arsitektur di masa mendatang. Arsitektur sebagai agen perubahan harus sejalan dengan sistem nilai-nilai baru dan etos kerja baru yang berkembang pada komunitas. Yang penting adalah bahwa solusi arsitektur yang muncul harus diputuskan berdasarkan sumbangannya pada masyarakat keseluruhan. Oleh karena itu dibutuhkan arsitektur sebagai bagian dari inftastruktur dan jasa.

SUMBER google ''Validitas Posisi Yang Dimiliki Arsitektur''
NELSON SIAHAAN
Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Seorang Mahasiswi yang berusaha untuk menjadi yang terbaik dan bisa membanggakan orang tua serta membahagiakan keluarga.