Senin, 25 Oktober 2010

PENGARUH BANGUNAN TERHADAP LINGKUNGAN

Berubahnya temperatur udara kota seringkali dipandang sebagai fenomena pemanasan global seperti polusi gas rumah kaca di kota. Aspek fisik bangunan seperti bentuk dan orientasi bangunan, tidak pernah diperhitungkan sebagai penyebab naiknya temperatur udara kota. Orientasi bangunan sebagai salah satu aspek bentuk bangunan dianggap berpengaruh hanya pada kenyamanan termal ruang dalam bangunan saja.

Selain itu orientasi bangunan lebih diatur oleh struktur jalan dan kondisi topografi atau faktor lain seperti ekonomi yang dianggap lebih menentukan. Penelitian ini membahas pengaruh orientasi bangunan terhadap temperatur udara kawasan di kota Bandung. Untuk itu dilakukan pengukuran orientasi bangunan dan temperatur udara pada 10 kawasan yang terdiri dari 30 zona ukur berdiameter 300m yang tersebar di Bandung. Pengukuran orientasi dilakukan dengan cara mengukur luas dinding Timur dan Barat serta Utara dan Selatan. Lebih lanjut pengukuran temperatur udara dilakukan pada seluruh kawasan secara intensif dari pukul 07.00 hingga 17.00 dengan interval pengukuran satu jam dengan mengunakan termometer bola basah dan kering.

Analisis bivariate menunjukkan hubungan yang sangat signifikan antara orientasi bangunan pada temperatur udara kawasan. Kawasan yang memiliki bangunan yang cenderung berorientasi Timur – Barat cenderung memiliki temperatur udara lebih tinggi. Bila dua buah kawasan yang sama kecuali dari aspek orientasinya, di mana perbedaan ratio luas dinding T-B / luas dinding U-S berbeda satu, maka kawasan yang memiliki ratio lebih besar akan memiliki temperatur udara lebih tinggi 0,53 °C. Hal ini disebabkan dinding Timur dan Barat banyak menerima radiasi matahari sehingga menjadi panas dan meradiasikan kembali kalor tersebut ke udara.

Dan pada kesimpulannya, Orientasi bangunan berpengaruh pada temperatur udara kawasan sehingga aspek tersebut harus diperhatikan dalam proses penataan kawasan. Namun pengendalian temperatur udara kawasan tidak hanya dipengaruhi oleh orientasi bangunan saja, tetapi juga oleh bahan penyusun dinding yang berperan sebagai penerima dan penyimpan kalor. Penataan penggunaan bahan bangunan dapat membantu mengoptimalkan penataan orientasi yang kurang baik. Secara rinci pengaruh orientasi bangunan dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Sedapat mungkin sisi panjang bangunan menghadap Utara-Selatan dan sisi
pendeknya menghadap Timur-Barat.
a. Semakin pendek sisi bangunan yang menghadap Timur-Barat, maka
semakin rendah temperatur udara kawasan tersebut.
b. Semakin pendek sisi bangunan yang menghadap Timur-Barat, maka
kecepatan naik temperatur udara pagi hari lebih rendah

2. Pengaruh orientasi bangunan terhadap temperatur udara kawasan dapat
dikurangi bila digunakan bahan bangunan yang berkapasitas kalor rendah
terutama pada sisi Timur –Barat bangunan.

SUMBER Google

Mengenai Saya

Foto saya
Seorang Mahasiswi yang berusaha untuk menjadi yang terbaik dan bisa membanggakan orang tua serta membahagiakan keluarga.