tag:blogger.com,1999:blog-13788061590375390042024-02-07T20:14:53.031-08:00ARCHITECTURE♥ WELCOME IN MY BLOG ♥SRyuLiAnA I. MALiGehttp://www.blogger.com/profile/10875497878174186859noreply@blogger.comBlogger30125tag:blogger.com,1999:blog-1378806159037539004.post-65750967533781231512011-10-11T20:39:00.000-07:002011-10-11T21:00:44.920-07:00HUKUM PRANATA & TATA RUANG KOTA<a style="font-family: times new roman; color: rgb(255, 0, 0);" href="http://iramuakhadahanisa.wordpress.com/"><span></span></a><span style=" color: rgb(255, 0, 0);font-family:times new roman;" ></span><div style="font-family: times new roman; text-align: justify; color: rgb(255, 0, 0);" id="content" class="pad"> <div id="post-72" class="post-72 post type-post status-publish format-standard hentry category-uncategorized"> PENGERTIAN HUKUM PRANATA<br /><br /><div class="entry clear"> <p>Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, hukum adalah (1) peraturan atau adat yg secara resmi dianggap mengikat, yg dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah; (2) undang-undang, peraturan, dsb untuk mengatur pergaulan hidup masyarakat; (3) patokan (kaidah, ketentuan) mengenai peristiwa (alam dsb) yg tertentu; (4) keputusan (pertimbangan) yg ditetapkan oleh hakim (dl pengadilan); vonis. Sedangkan Pranata adalah sistem tingkah laku sosial yg bersifat resmi serta adat-istiadat dan norma yg mengatur tingkah laku itu, dan seluruh perlengkapannya guna memenuhi berbagai kompleks kebutuhan manusia dl masyarakat; institusi. Pranata di bidang arsitektur dapat dikaji melalui pendekatan sistem, karena fenomena yang ada melibatkan banyak pihak dengan fungsi berbeda dan menciptakan anomaly yang berbeda sesuai kasus masing-masing atau Pranata dalam pengertian umum adalah interaksi antar individu/kelompok dalam kerangka peningkatan kesejahteraan atau kualitas hidup, dalam arti khusus bahwa terjadi interaksi antar aktor pelaku pembangunan untuk menghasilkan fisik ruang yang berkualitas. Pranata di bidang arsitektur dapat dikaji melalui pendekatan sistem, karena fenomena yang ada melibatkan banyak pihak dengan fungsi berbeda dan menciptakan anomaly yang berbeda sesuai kasus masing-masing.<br />Jadi, HUKUM PRANATA adalah hukum yang terdiri dari kaidah-kaidah atau peraturan dan intuisi atau pranata untuk melaksanakan kaidah tersebut.</p> <p>STRUKTUR HUKUM PRANATA</p> <p>Struktur Hukum Pranata di Indonesia :<br />1. Legislatif (MPR-DPR), pembuat produk hukum<br />2. Eksekutif (Presiden-pemerintahan), pelaksana perUU yg dibantu oleh Kepolisian (POLRI) selaku institusi yg berwenang melakukan penyidikan; JAKSA yg melakukan penuntutan<br />3. Yudikatif (MA-MK) sbg lembaga penegak keadilan<br />Mahkamah Agung (MA) beserta Pengadilan Tinggi (PT) & Pengadilan Negeri (PN) se-Indonesia mengadili perkara yg kasuistik; Sedangkan Mahkamah Konstitusi (MK) mengadili perkara peraturan PerUU<br />4. Lawyer, pihak yg mewakili klien utk berperkara di pengadilan, dsb.</p><p>CONTOH-CONTOH UMUM DAN STUDI BANDING</p> <p>Contoh Kontrak Kerja Bidang Konstruksi :<br />Kontrak pelaksanaan pekerjaan pembangunan rumah sakit antara<br />CV. PEMATA EMAS<br />dengan<br />PT. KIMIA FARMA<br />Nomor : 1/1/2010<br />Tanggal : 25 November 2010<br />Pada hari ini Senin tanggal 20 November 2010 kami yang bertandatangan di bawah ini :<br />Nama : Richard Joe<br />Alamat : Jl. Merdeka Raya, Jakarta Barat<br />No. Telepon : 08569871000<br />Jabatan : Dalam hal ini bertindak atas nama CV. PEMATA EMAS disebut sebagai Pihak Pertama<br />Dan<br />Nama : Taufan Arif<br />Alamat : Jl. Ketapang Raya, Jakarta Utara<br />No telepon : 088088088<br />Jabatan : dalam hal ini bertindak atas nama PT. KIMIA FARMA disebut sebagai pihak kedua.<br />Kedua belah pihak telah sepakat untuk mengadakan ikatank ontrak pelaksanaan pekerjaan pembangunan Rumah Sakit yang dimiliki oleh pihak kedua yang terletak di Jl. Matraman no 9, Jakarta Timur.<br />Setelah itu akan dicantumkan pasal – pasal yang menjelaskan tentang tujuan kontrak,bentuk pekerjaan,sistem pekerjaan,sistem pembayaran,jangka waktu pengerjaan,sanksi-sanksi yang akan dikenakan apabila salah satu pihak melakukan pelanggaran kontrak kerja dan sebagainya.</p><p>RENCANA TATA RUANG MENURUT UU/24 TAHUN 1992</p> <p>Dalam rangka menjaga serta mewujudkan kelestarian fungsi lingkungan hidup dalam keseimbangan yang dinamis dengan perkembangan kependudukan, sekaligus agar dapat menjamin kelangsungan pembangunan nasional yang berkelanjutan, yang kemudian disempurnakan menjadi pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan, maka dikembangkan pola tata ruang yang menyerasikan tata guna serta sumber daya alam lainnya dalam satu kesatuan yang harmonis dan dinamis serta ditunjang oleh pengelolaan perkembangan kependudukan yang serasi.<br />Melalui pendekatan kewilayahan, diketahui bahwa ryuang wilayah negara sebagai suatu sumber daya alam terdiri dari berbagai satu sub sistem. Seiring dengan maksud tersebut Undang-undang yang secara langsung berkaitan dengan penataan ruang saat ini adalah UU No. 24 tahun 1992 tentang penataan ruang dalam UU No.24/1992 untuk mewujudkan ruang-ruang yang lebih terorganisir. Penataan Ruang mengisyaratkan agar setiap kota menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah Kota sebagai pedoman dalam pemanfaatan ruang bagi setiap kegiatan pembangunan. RTR Wilayah Kota merupakan rencana pemanfaatan ruang kawasan perkotaan yang disusun untuk menjaga keserasian pembangunan antar sektor dalam rangka penyusunan dan pengendalian program-program pembangunan perkotaan jangka panjang.</p> <p>Fungsi RTR Wilayah Kota adalah untuk menjaga konsistensi perkembangan kawasan perkotaan dengan strategi perkotaan nasional dan arahan RTRW Provinsi dalam jangka panjang, menciptakan keserasian perkembangan kota dengan wilayah sekitarnya, serta menciptakan keterpaduan pembangunan sektoral dan daerah.</p> <p>Maraknya perumahan atau real estat di kawasan Depok tampaknya tidak menyurutkan minat developer untuk terus membangun. Ini tidak lain karena masyarakat masih mendapatkan value dari Depok. Berbeda sekali dengan Bekasi atau Tangerang yang terbukti perumahan di sana sulit berkembang.<br />Kesalahan utama bukan pada pengembang atau keberadaan perumahan di kawasan Depok, tetapi lebih kepada tidak adanya penataan kota yang terencana di kawasan ini. Terbukti, dari data yang disebutkan di atas, pembangunan perumahan di sana belum melebihi ketentuan yang digariskan oleh pemerintah. Kelemahan yang jelas tampak adalah tiadanya akses jalan alternatif di samping harus diakui tidak ada integrasi kawasan perumahan. Setiap kawasan perumahan cenderung terpencar-pencar (scattered) dan berdiri sendiri. Terlepas dari kelemahan yang tampak, rasanya ke depan kita masih akan menyaksikan naiknya permintaan rumah utamanya kelas menengah atas. Ini karena tidak adanya penambahan signifikan perumahan di kota Jakarta, menyebabkan orang memilih rumah di Depok<br />Sebaiknya pemerintah tidak segera tanggap dan membenahi infrastruktur yang ada, utamanya jalan, selamanya kemacetan akan menjadi hambatan yang membebani kota Depok.</p><p><br /></p><p><span style="font-style: italic;">Sumber :</span></p><p style="font-style: italic;">http://membangundepok.blogspot.com/2006/02/masalah-tata-ruang-kota-depok.html</p><p style="font-style: italic;">http://arsitekturberkelanjutan.blogspot.com/</p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p></div></div></div>SRyuLiAnA I. MALiGehttp://www.blogger.com/profile/10875497878174186859noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1378806159037539004.post-82929155423216754562011-02-17T00:01:00.000-08:002011-02-17T01:03:49.143-08:00ARSITEKTUR TRADISIONAL MOLOKU KIE RAHA "MALUKU UTARA"<div style="text-align: justify;font-family:lucida grande;"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" >Moloku Kie Raha atau yang lebih dikenal dengan "MALUKU UTARA" atau disingkat menjadi MalUt yang berarti Maluku Utara. mempunyai banyak kekayaan budaya yang merupakan aset bangsa Indonesia, <span lang="SV">Kekayaan budaya merupakan aset nasional Indonesia yang tidak ada duanya di dunia. Salah satu khazanah budaya yang menonjol adalah bangunan tradisional yang bentuknya beragam, arsitekturnya indah, dan setiap bangunan merepresentasikan kebudayaan daerah tertentu. Arsitektur tradisional merupakan identitas budaya suatu suku bangsa karena di dalamnya terkandung segenap perikehidupan masyarakatnya.</span></span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" ><span lang="IN">Arsitektur tradisional ini berkaitan erat dengan hunian atau tempat tinggal beserta bangunan pelengkapnya, seperti lumbung, tempat pemujaan, dan bangunan tambahan lainnya. Bangunan hunian didirikan menurut konsep, nilai dan norma-norma yang diwariskan nenek moyang.</span><span lang="IN">Namun demikian, s</span><span lang="IN">eiring dengan perkembangan teknologi, karya arsitektural masa kini berkembang </span><span lang="IN">ke arah arsitektur modern. Perkembangan ini </span><span lang="IN">menyebabkan arsitektur tradisional mengalami transformasi yang cenderung meninggalkan </span><span lang="IN">keaslian, keunikan, dan keindahannya.</span><span lang="SV"> Transformasi ini dialami oleh rumah tradisional <em>Siko</em> dan <em>Pacei</em> di Maluku Utara. Saat </span><span lang="SV">ini bangunan aslinya tidak ditemukan</span><span lang="IN"> lagi. Oleh sebab itu, pelestarian arsitektur tradisional perlu dilakukan.</span></span><span style="font-size:85%;"><br /></span></div><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; color: rgb(255, 0, 0); text-align: justify;font-family:lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><span lang="IN">Maluku Utara yang terdiri dari gugusan pulau </span><span lang="IN">dan dihuni berbagai suku mempunyai bangunan tradisional yang khas. Hal ini dapat dilihat dari berbagai bentuk rumah tradisional yang unik di setiap wilayahnya, misalnya rumah adat <em>Sasadu</em> atau rumah adat <em>Folajikusesurabi</em>. Kedua rumah adat ini merupakan bagian dari arsitektur tradisional <em>Moloku Kie Raha</em>. <em>Moloku Kie Raha</em> adalah<em> </em>nama adat dari Maluku Utara yang mengandung makna persaudaraan empat kerajaan, yaitu </span><span lang="IN">kesultanan Ternate, Tidore, Bacan dan Jailolo</span><span lang="IN">. Berdasarkan informasi dari masyarakat setempat dan juga beberapa penelitian sebelumnya ada indikasi bahwa meskipun bangunan tradisional di setiap wilayah itu memiliki ciri khas masing-masing, bangunan tradisional ini tetap memiliki persamaan filosofi. Oleh karena itu, rumah-rumah tradisional ini sangat menarik untuk dikaji lebih dalam.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; color: rgb(255, 0, 0); text-align: justify;font-family:lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><strong><span lang="IT">Bentuk bangunan</span></strong><span lang="IT"> </span></span> </p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; color: rgb(255, 0, 0); text-align: justify;font-family:lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><span lang="IN"> </span></span></p><div style="font-family: lucida grande;"> </div><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; color: rgb(255, 0, 0); text-align: justify;font-family:lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><span lang="IN">Arsitektur tradisional <em>Moloku Kie Raha</em> memiliki bentuk yang khas di setiap daerah sesuai keadaan alam dan budaya masing-masing suku bangsa. Namun demikian, arsitektur tradisional ini masih memiliki kesamaan, yaitu sebagai perwujudan bentuk tubuh manusia yang terbagi dalam tiga bagian utama<sup>4-6</sup> <span> </span>sebagai berikut:</span></span></p><div style="text-align: justify;font-family:lucida grande;"> </div><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; color: rgb(255, 0, 0); text-align: justify;font-family:lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><span lang="IN"> </span></span></p><div style="text-align: justify; font-family: lucida grande;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-indent: -18pt; line-height: normal; color: rgb(255, 0, 0); text-align: justify;font-family:lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><span lang="IN"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><strong><span lang="IN">Kepala</span></strong><span lang="IN">: bagian atap bangunan diibaratkan kepala manusia. Kepala manusia merupakan bagian tertinggi dan paling penting peranannya dalam struktur tubuh manusia. Keindahan penampilan seseorang juga tercermin dari bagian kepala, yaitu muka. Karakteristik ini dijadikan landasan filosofi pada bagian atap bangunan arsitektur tradisional <em>Moloku Kie Raha</em> dengan menganggap bahwa kepala bangunan sebagai bagian yang paling tinggi kedudukannya dan harus dihormati. Kepala atau atap harus menampilkan bentuk yang khas, dan mengandung nilai-nilai yang sakral. </span></span></p><div style="text-align: justify;font-family:lucida grande;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; line-height: normal; color: rgb(255, 0, 0); text-align: justify;font-family:lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><span lang="IN"> </span></span></p><div face="lucida grande" style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-indent: -18pt; line-height: normal; color: rgb(255, 0, 0); text-align: justify;font-family:lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><span lang="SV"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><strong><span lang="SV">Badan</span></strong><span lang="SV">: badan bangunan diibaratkan badan manusia. Badan bangunan merupakan inti bangunan yang meliputi dinding dan ruang yang terdiri dari sistem konstruksi, bahan, ornamen, dan pola penataan ruang.</span></span></p><div face="lucida grande" style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; line-height: normal; color: rgb(255, 0, 0); text-align: justify;font-family:lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><span lang="SV"> </span></span></p><div face="lucida grande" style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-indent: -18pt; line-height: normal; color: rgb(255, 0, 0); text-align: justify;font-family:lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><span lang="SV"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><strong><span lang="SV">Kaki</span></strong><span lang="SV">: pondasi bangunan diibaratkan kaki manusia yang harus mampu menjadi tumpuan dalam kondisi apapun. Kaki bangunan meliputi sistem struktur dan bahan pondasi.</span></span></p><div style="color: rgb(255, 0, 0); text-align: justify;font-family:lucida grande;"><div style="text-align: center;"><span style="font-size:85%;"><span lang="SV">"F</span><span lang="SV">ilosofi<em> </em>tubuh manusia</span><span lang="SV"> pada bangunan</span>"<br /><br /></span></div><span style="font-size:85%;"><span lang="SV">Dalam rumah adat Sasadu, misalnya, kepala bangunan dianalogikan sebagai perahu kesultanan (<em>kagunga</em>), dan di kedua ujung bubungan terdapat najung perahu (<em>kalulu</em>) sebagai haluan atau buritan. <span> </span>Bagi masyarakat setempat perahu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan dan sejarah perkembangan daerahnya karena perahu merupakan kendaraan perang untuk melawan musuh, kendaraan utama untuk mencari nafkah di laut, alat transportasi antarpulau, bahkan pada kondisi-kondisi tertentu perahu merupakan rumah sementara.</span></span> <p class="MsoNormal" style="margin: 3.6pt 2.55pt 3.6pt 0mm; line-height: normal;"><span style="font-size:85%;"><span lang="SV"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 2.9pt; line-height: normal;"><span style="font-size:85%;"><span lang="SV">Arsitektur tradisional <em>Moloku Kie Raha</em> juga menggunakan bagian-bagian tubuh manusia dewasa sebagai sistem satuan ukuran (<em>measurement unit system</em>), seperti tapak kaki, jengkal tangan, depa, dan tinggi badan. Sistem satuan ukuran ini masih digunakan hingga saat ini. Jika satuan ukuran ini diubah ke satuan Sistem Internasional<em> </em>agak sulit mendapatkan ukuran yang tepat karena sistem ukuran berdasarkan tubuh manusia sangat dipengaruhi oleh postur seseorang. Namun, sebagai perkiraan 1 kaki setara dengan </span><span lang="SV"><span>±</span></span><span lang="SV"> 30 cm; 1 jengkal setara dengan </span><span lang="SV"><span>±</span></span><span lang="SV"> 22.5 cm; 1 depa setara dengan </span><span lang="SV"><span>±</span></span><span lang="SV"> 150 cm; tinggi badan diasumsikan </span><span lang="SV"><span>±</span></span><span lang="SV"> 165 cm.</span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 2.9pt; line-height: normal;"><span style="font-size:85%;"><span lang="SV"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 2.9pt; line-height: normal;"><span style="font-size:85%;"><span lang="SV">Pola keruangan umumnya terdiri atas ruang penerima tamu, kamar tidur, dan penyimpanan benda-benda pusaka atau adat. Umumnya dapur berada terpisah dari bangunan utama. Pada rumah <em>Fala Kancing</em> di Ternate, penempatan kamar tidur </span><span lang="SV">di sebelah kiri melambangkan letak jantung manusia yang berada di dada kiri.</span><sup><span lang="SV">4</span></sup><span lang="SV"> Bangunan tempat tinggal umumnya konsentris, yaitu terdiri dari bagian inti di tengah (bilik dalam) dan bagian luar yang me</span><span lang="SV">ngelilingi bagian inti (bilik luar)</span><span lang="IN">.</span><sup><span lang="IN">3 </span></sup><span lang="SV">Jumlah tiang </span><span lang="SV">rumah tradisional <em>Moloku Kie Raha</em> menunjukkan </span><span lang="SV">status sosial penghuninya. Misalnya rumah</span><span lang="SV">-rumah </span><span lang="SV">tradisional di Ternate, r</span><span lang="SV">umah yang memiliki 8 tiang pada bagian teras (bagian depan rumah) </span><span lang="SV">menandakan bahwa penghuni rumah berasal dari keluarga </span><span lang="SV">sultan, rumah yang</span><span lang="SV"> memiliki 6 tiang </span><span lang="SV">menandakan rumah </span><span lang="SV">para <em>jogubu</em></span><em><span lang="SV"> (</span></em><span lang="SV">perdana ment</span><span lang="SV">e</span><span lang="SV">ri dan panglima</span><span lang="SV"> dalam kesultanan), dan </span><span lang="SV">yang bertiang 4 </span><span lang="SV">menandakan </span><span lang="SV">rumah para <em>fanyir</em>a (ketua adat atau marga/kepala kampung)</span><span lang="SV">.</span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 2.9pt; line-height: normal;"><span style="font-size:85%;"><span lang="SV"> </span></span></p> <span style="font-size:85%;"><span lang="SV">Ornamen atau ragam hias bangunan lebih banyak ditemukan pada bagunan yang digunakan untuk upacara adat<span> </span>seperti pada rumah tradisional <em>Sasadu. </em>Pada tiang ruamah adat Sasadu terdapat ukiran bermotif hewan (kura-kura, ular, dan ikan) dan tumbuhan (bunga dan dedaunan). Rumah keluarga Sultan Ternate juga mempunyai ornamen di atas pintu dan jendela berupa ukiran motif bunga</span><span lang="IN">.</span><br /></span></div><div face="lucida grande" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" ><strong><span lang="IN">Konstruksi <span> </span>bangunan</span></strong></span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" ><strong></strong></span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" ><strong></strong><strong><span lang="IT">Pondasi </span></strong></span> </div><p class="MsoNormal" style="margin-right: 0mm; line-height: normal; color: rgb(255, 0, 0); text-align: justify;font-family:lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><span lang="IT"> </span></span></p><div face="lucida grande" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" ><span lang="IT">Rumah tradisional <em>Moloku Kie Raha</em> umumnya menggunakan </span><span lang="SV">pondasi susunan batu (<em>sengkedan</em>) dan pondasi kayu yang ditinggikan di atas umpak batu. </span><span lang="IN">J</span><span lang="SV">enis pondasi </span><span lang="IN">yang digunakan </span><span lang="IN">di</span><span lang="IN">sesuai</span><span lang="IN">kan dengan </span><span lang="SV">lokasi bangunan</span><span lang="SV"> </span><span lang="SV">dan </span><span lang="IN">kondisi lahan</span><span lang="SV">. </span><span lang="SV">Di daerah </span><span lang="SV">pegunungan</span><span lang="SV">, pondasi rumah umumnya </span><span lang="SV">menggunakan pondasi kayu dengan umpak batu utuh. Kayu yang ditinggikan di atas batu ini menciptakan lantai yang tinggi sehingga</span><span lang="SV"> dapat </span><span lang="SV">membentuk rumah panggung.</span><span lang="SV"> </span><span lang="SV">Maksud penggunaan jenis pondasi</span><span lang="SV"> ini adalah untuk menyesuaikan dengan kontur tanah yang miring dan </span><span lang="SV">perlindungan terhadap ancaman binatang buas</span><span lang="SV">. Sedangkan di daerah </span><span lang="SV">landai</span><span lang="SV">, </span><span lang="SV">lembah</span><span lang="SV">, atau </span><span lang="SV">tepi pantai pondasinya menggunakan susunan batu tanpa perekat (spesi). </span><span lang="SV">L</span><span lang="SV">antai bangunan dengan pondasi jenis ini tidak ditinggikan</span><span lang="SV"> karena lebih praktis, dan kondisi lahannya juga tidak berkontur. P</span><span lang="IN">ada </span><span lang="SV">perkembangan selanjutnya,</span><span lang="SV"> pondasi yang menggunakan </span><span lang="SV">batu kali dengan perekat dari <em>kelero</em>, yaitu berupa campuran hasil pembakaran batu kapur atau batu karang</span><em><span lang="SV">. </span></em><span lang="SV">Dinding terbuat dari </span><span lang="IN">campuran kerikil, pasir</span><span lang="IN">,</span><span lang="IN"> dan <em>kalero</em></span><span lang="IN">. Bagian </span><span lang="IN">tengah dinding </span><span lang="IN">terdapat</span><span lang="IN"> tulangan dari bilah-bilah bambu.</span></span><span style="font-size:85%;"><br /><br /></span><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" ><strong><span lang="SV">Badan bangunan</span></strong></span> </div><p class="MsoNormal" style="margin-right: 0mm; line-height: normal; color: rgb(255, 0, 0); text-align: justify;font-family:lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><span lang="SV"> </span></span></p><div face="lucida grande" style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-right: 0mm; line-height: normal; color: rgb(255, 0, 0); text-align: justify;font-family:lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><span lang="SV">Badan bangunan rumah tradisional <em>Moloku Kie Raha</em> meliputi dinding dan ruang bangunan yang mencakup konstruksi, bahan, dan ornamen. Konstruksi dindingnya berupa rangka (<em>skeleton</em>) yang menggunakan sambungan sistem pasak atau pengikat dari tali ijuk. Ada juga yang menggunakan rangka sistem bongkar pasang (<em>knock-down</em>) sehingga memungkinkan untuk dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain. Dinding terbuat dari anyaman bambu atau susunan batang ijuk dengan posisi vertikal. Setiap lembaran dinding diperkuat dengan tiang kayu atau bambu). Bahan dinding dari bambu yang mengunakan sambungan kombinasi antara pasak dan ikatan <em>gumutu</em> (tali ijuk) dapat ditemukan pada rumah <em>Fala Boga</em> di Ternate.<br /></span></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-right: 0mm; line-height: normal; color: rgb(255, 0, 0); text-align: justify;font-family:lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><strong><span lang="SV">Atap</span></strong><strong><span lang="SV"> </span></strong></span> </p><p class="MsoNormal" style="margin-right: 0mm; line-height: normal; color: rgb(255, 0, 0); text-align: justify;font-family:lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><span lang="SV"> </span></span></p><div style="text-align: justify; font-family: lucida grande;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-right: 0mm; line-height: normal; color: rgb(255, 0, 0); text-align: justify;font-family:lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><span lang="SV">Bentuk atap rumah-rumah tradisional bervariasi, </span><span lang="SV">di daerah Ternate dikenal dengan nama <em>Fala Boga</em> yang berarti rumah ber</span><span lang="SV">atap patah</span><span lang="SV"> atau bengko</span><span lang="IN">k</span><span lang="SV"> (lihat Gambar 5a</span><span lang="SV">)</span><span lang="SV">. </span><span lang="SV">I</span><span lang="SV">ni berbeda dengan atap rumah adat </span><em><span lang="SV">Sasadu</span></em><span lang="SV">, </span><span lang="SV">atap </span><span lang="SV">merupakan </span><span lang="SV">perwujudan perahu kesultanan</span><span lang="SV"> (<em>kagunga</em></span><em><span lang="IN">)</span></em><em><span lang="IN"> </span></em><span lang="SV">dan terdapat najung perahu (<em>kalulu</em>) pada kedua ujung bubungan<em> </em>(lihat Gambar 5b</span><span style="">-</span><span lang="SV">d</span><span lang="SV">)</span><span lang="IN">.</span><span lang="IN"> </span><span lang="SV">Atap rumah bangsawan </span><span lang="SV">daerah </span><span lang="SV">Ternate lebih tinggi </span><span lang="SV">daripada </span><span lang="SV">atap rumah rakyat biasa</span><span lang="SV">, </span><span lang="SV">rumah rakyat biasa ketinggian tiang raja</span><span lang="SV">nya </span><span lang="SV">tidak lebih dari ¼ lebar bangunan</span><span lang="SV">, </span><span lang="SV">seperti pada <em>Fala Kancing</em></span><em><span lang="SV">. </span></em><span lang="SV">Tiang raja memliki makna dan arti bagi masing-masing daerah, pada rumah <em>Fala Kancing</em> terdapat tiga buah tiang raja sebagai simbol hubungan kepada Tuhan dan kepada kedua orangtua.</span><span lang="SV"> </span><span lang="SV"><span> </span></span></span></p><div style="text-align: justify; font-family: lucida grande;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-right: 0mm; line-height: normal; color: rgb(255, 0, 0); text-align: justify;font-family:lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><span lang="SV"> </span></span></p><div style="text-align: justify; font-family: lucida grande;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-right: 0mm; line-height: normal; color: rgb(255, 0, 0); text-align: justify;font-family:lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><span lang="SV">Struktur rangka atap umumnya menggunakan kayu, </span><span lang="SV">namun </span><span lang="SV">ada </span><span lang="SV">pula </span><span lang="SV">yang menggunakan bambu dengan sistem rangka </span><span lang="IN">yang </span><span lang="SV">menyatu</span><span lang="SV"> </span><span lang="SV">dengan </span><span lang="IN">rangka</span><span lang="SV"> dinding.</span><span lang="IN"> B</span><span lang="ES">ahan penutup atap menggunakan daun sagu atau ijuk</span><span lang="ES">. Helai-helai</span><span lang="ES"> daun sagu disusun dan ditekuk secara sederhana pada sebilah bambu yang telah dikeringkan sehingga membentuk persegi panjang menyerupai bentuk sisir</span><span lang="ES">.</span><sup><span lang="IN">4,5</span></sup><span lang="IN"> </span><span lang="ES">Bentuk ini </span><span lang="ES">memberi</span><span lang="ES">kan</span><span lang="ES"> kesan yang berirama, alami</span><span lang="ES"> dan</span><span lang="ES"> indah</span><span lang="ES">.</span><span lang="ES"> Panjang atap daun sagu adalah satu </span><span lang="ES">depa atau sekitar 1.5 meter</span><span lang="ES">.</span></span></p><div style="text-align: justify; font-family: lucida grande;"><span style="color: rgb(255, 0, 0); font-style: italic;font-size:85%;" ><span>Sumber: oleh_</span><strong><span lang="IN">Mustamin Rahim</span></strong><span lang="EN-US">, <span>Teknik </span></span><span lang="IN">Arsitektur, Universitas Khairun Ternate, Indonesia</span></span><span style="font-style: italic;font-size:85%;" ><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">URL:http://io.ppijepang.org/v2/index.php?option=com_k2&view=item&id=377:identifikasi-bentuk-arsitektur-tradisional-moloku-kie-raha diunduh pada 17 Februari 2011</span><br /></span><span style="color: rgb(255, 0, 0); font-style: italic;font-size:85%;" ><span lang="SV">Laporan Pra-Penelitian Sejarah Arsitektur Indonesia. Jurusan llmu-ilmu Sejarah Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Indonesia, 1978-1979.</span></span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style="font-size:85%;"><br /></span></div>SRyuLiAnA I. MALiGehttp://www.blogger.com/profile/10875497878174186859noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1378806159037539004.post-78675058771377774752011-02-16T23:22:00.000-08:002011-02-17T01:06:29.748-08:00GLOBALISASI<div style="text-align: justify; font-family: lucida grande;font-family:arial;"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" >Globalisasi adalah suatu proses di mana antarindividu, antarkelompok, dan antarnegara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara. Globalisasi ekonomi membawa dampak positif maupun negatif.</span><span style="font-size:85%;"><br /><br /></span><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" >Dampak globalisasi biasanya akan muncul dan berkembang, seolah-olah merupakan kemauan alam (seperti tidak direncanakan)/atau dampak dari karya manusiayang tidak memperdulikan apa yang telah mereka lakukan, dan datangnya pun dengan tiba-tiba dan bersifat memaksa serta tidak mungkin dibendung lagi.</span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" >Biasanya dampak negatif dari globalisasi dapat langsung dirasakan, karena itu berhubungan dengan keadaan sehari hari atau sekitar kita, hal ini diakibat ole ulah para penghuni bumi, yang tidak peduli terhadap bumi itu sendiri.</span><span style="font-size:85%;"><br /><br /></span><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" >Dampak negatif dari sutu globalisai adalah perubahan suasana yang terjadi pada dunia ini yang mulai terasa. Mulai dari udara yang sangat panas hingga banyaknya bencana yang terjadi akibat dari pada perbuatan manusia itu sendiri.<br /><br />Tidak semua globalisasi itu memberi dampak negatif, ada beberapa dampak positif pada bidang ekonomi. Antara lain yaitu </span><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" >Semakin terbukanya pasar untuk produk-produk ekspor, dengan catatan produk ekspor Indonesia mampu bersaing di pasar internasional. Hal ini membuka kesempatan bagi pengusaha di Indonesia untuk melahirkan produk-produk berkualitas, kreatif, dan dibutuhkan oleh pasar dunia. dan masih banyak lainnya yang dapat kita rasakan saat ini.<br /></span><div style="overflow: hidden; text-decoration: none; border: medium none;color:transparent;"><span style="font-size:85%;"></span><br /></div><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" ><span style="font-style: italic;">sumber: google</span><br /></span></div>SRyuLiAnA I. MALiGehttp://www.blogger.com/profile/10875497878174186859noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1378806159037539004.post-90802747343967703752011-01-11T08:46:00.000-08:002011-02-17T00:56:49.202-08:00ARSITEKTUR TROPIS<div style="text-align: justify; color: rgb(255, 0, 0); font-family: lucida grande;font-family:lucida grande;"><span style="font-size:85%;">ARSITEKTUR TROPIS DI INDONESIA<br /><br /></span><span style="font-size:85%;">Konsep rumah tropis, pada dasarnya adalah adaptasi bangunan terhadap iklim tropis, dimana kondisi tropis membutuhkan penanganan khusus dalam desainnya.<br /><br /></span><span style="font-size:85%;">Salah satu alasan mengapa manusia membuat bangunan adalah karena kondisi alam iklim tempat manusia berada tidak selalu baik menunjang aktivitas yang dilakukannya. Aktivitas manusia yang bervariasi memerlukan kondisi iklim sekitar tertentu yang bervariasi pula. Untuk melangsungkan aktivitas kantor, misalnya, diperlukan ruang dengan kondisi visual yang baik dengan intensitas cahaya yang cukup; kondisi termis yang mendukung dengan suhu udara pada rentang-nyaman tertentu; dan kondisi audial dengan intensitas gangguan bunyi rendah yang tidak mengganggu pengguna bangunan.<br /></span><span style="font-size:85%;"> Karena cukup banyak aktivitas manusia yang tidak dapat diselenggarakan akibat ketidaksesuaian kondisi iklim luar, manusia membuat bangunan. Dengan bangunan, diharapkan iklim luar yang tidak menunjang aktivitas manusia dapat dimodifikasidiubah menjadi iklim dalam (bangunan) yang lebih sesuai.<br /></span><span style="font-size:85%;"> Usaha manusia untuk mengubah kondisi iklim luar yang tidak sesuai menjadi iklim dalam (bangunan) yang sesuai seringkali tidak seluruhnya tercapai. Dalam banyak kasus, manusia di daerah tropis seringkali gagal menciptakan kondisi termis yang nyaman di dalam bangunan. Ketika berada di dalam bangunan, pengguna bangunan justru seringkali merasakan udara ruang yang panas, sehingga kerap mereka lebih memilih berada di luar bangunan.<br /></span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style="font-size:85%;"> Pada saat arsitek melakukan tindakan untuk menanggulangi persoalan iklim dalam bangunan yang dirancangnya, ia secara benar mengartikan bahwa bangunan adalah alat untuk memodifikasi iklim. Iklim luar yang tidak sesuai dengan tuntutan penyelenggaraan aktivitas manusia dicoba untuk diubah menjadi iklim dalam (bangunan) yang sesuai. Para arsitek yang kebetulan hidup, belajar dan berprofesi di negara beriklim sub-tropis, secara sadar atau tidakatau karena aturan membangun setempatkerap melakukan tindakan yang benar. Karya arsitektur yang mereka rancang selalu didasari pertimbangan untuk memecahkan permasalahan iklim setempat yang bersuhu rendah. Bangunan dibuat dengan dinding rangkap yang tebal, dengan penambahan bahan isolasi panas di antara kedua lapisan dinding sehingga panas di dalam bangunan tidak mudah dirambatkan ke udara luar.<br /></span><span style="font-size:85%;"> Meskipun mereka melakukan tindakan perancangan guna mengatasi iklim sub-tropis setempat, karya mereka tidak pernah disebut sebagai karya arsitektur sub-tropis, melainkan sebagai arsitektur Victorian, Georgian dan Tudor; sementara sebagian karya yang lain diklasifikasikan sebagai arsitektur modern (modern architecture), arsitektur pasca-modern (post-modern architecture), arsitektur modern baru (new modern architecture), arsitektur teknologi tinggi (high-tech architecture), dan arsitektur dekonstruksi (deconstruction architecture).<br /></span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style="font-size:85%;"> Di sini terlihat bahwa arsitektur yang dirancang guna mengatasi masalah iklim setempat tidak selalu diberi sebutan arsitektur iklim tersebut, karena pemecahan problematik iklim merupakan suatu tuntutan mendasar yang 'wajib' dipenuhi oleh suatu karya arsitektur di manapun dia dibangun. Sebutan tertentu pada suatu karya arsitektur hanya diberikan terhadap ciri tertentu karya tersebut yang kehadirannya 'tidak wajib', serta yang kemudian memberi warna atau corak pada arsitektur tersebut. Sebut saja arsitektur yang 'bersih' tanpa embel-embel dekorasi, yang bentuknya tercipta akibat fungsi (form follows function) disebut arsitektur modern. Arsitektur dengan penyelesaian estetika tertentuyang antara lain menyangkut bentuk, ritme dan aksentuasidiklasifikasikan (terutama oleh Charles Jencks) ke dalam berbagai nama, seperti halnya arsitektur pasca-modern, modern baru dan dekonstruksi. Semua karya arsitektur tersebut tidak pernah diberi julukan 'arsitektur sub-tropis' meskipun karya tersebut dirancang di daerah iklim sub-tropis guna mengantisipasi masalah iklim tersebut.<br /><br /></span><span style="font-size:85%;"> Kemudian mengapa muncul sebutan arsitektur tropis? Seolah-olah jenis arsitektur ini sepadan dengan julukan bagi arsitektur modern, modern baru dan dekonstruksi. Jenis yang disebut belakangan lebih mengarah pada pemecahan estetika seperti bentuk, ritme dan hirarki ruang. Sementara arsitektur tropis, sebagaimana arsitektur sub-tropis, adalah karya arsitektur yang mencoba memecahkan problematik iklim setempat.<br /></span><span style="font-size:85%;"> Bagaimana problematik iklim tropis tersebut dipecahkan secara desain atau rancangan arsitektur? Jawabannya dapat seribu satu macam. Seperti halnya yang terjadi pada arsitektur sub-tropis, arsitek dapat menjawab dengan warna pasca-modern, dekonstruksi ataupun High-Tech, sehingga pemahaman tentang arsitektur tropis yang selalu beratap lebar ataupun berteras menjadi tidak mutlak lagi. Yang penting apakah rancangan tersebut sanggup mengatasi problematik iklim tropishujan deras, terik radiasi matahari, suhu udara yang relatif tinggi, kelembapan yang tinggi (untuk tropis basah) ataupun kecepatan angin yang relatif rendahsehingga manusia yang semula tidak nyaman berada di alam terbuka, menjadi nyaman ketika berada di dalam bangunan tropis itu. Bangunan dengan atap lebar mungkin hanya mampu mencegah air hujan untuk tidak masuk bangunan, namun belum tentu mampu menurunkan suhu udara yang tinggi dalam bangunan tanpa disertai pemecahan rancangan lain yang tepat.<br /></span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style="font-size:85%;"> Dengan pemahaman semacam ini, kemungkinan bentuk arsitektur tropis, sebagaimana arsitektur sub-tropis, menjadi sangat terbuka. Ia dapat bercorak atau berwarna apa saja sepanjang bangunan tersebut dapat mengubah kondisi iklim luar yang tidak nyaman, menjadi kondisi yang nyaman bagi manusia yang berada di dalam bangunan itu. Dengan pemahaman semacam ini pula, kriteria arsitektur tropis tidak perlu lagi hanya dilihat dari sekedar 'bentuk' atau estetika bangunan beserta elemen-elemennya, namun lebih kepada kualitas fisik ruang yang ada di dalamnya: suhu ruang rendah, kelembapan relatif tidak terlalu tinggi, pencahayaan alam cukup, pergerakan udara (angin) memadai, terhindar dari hujan, dan terhindar dari terik matahari. Penilaian terhadap baik atau buruknya sebuah karya arsitektur tropis harus diukur secara kuantitatif menurut kriteria-kriteria fluktuasi suhu ruang (dalam unit derajat Celcius); fluktuasi kelembapan (dalam unit persen); intensitas cahaya (dalam unit lux); aliran atau kecepatan udara (dalam unit meter per detik); adakah air hujan masuk bangunan; serta adakah terik matahari mengganggu penghuni dalam bangunan. Dalam bangunan yang dirancang menurut kriteria seperti ini, pengguna bangunan dapat merasakan kondisi yang lebih nyaman dibanding ketika mereka berada di alam luar.<br /></span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style="font-size:85%;"> Penulis menganggap bahwa definisi atau pemahaman tentang arsitektur tropis di Indonesia hingga saat ini cenderung keliru. Arsitektur tropis sering sekali dibicarakan, didiskusikan, diseminarkan dan diperdebatkan oleh mereka yang memiliki keahlian dalam bidang sejarah atau teori arsitektur. Arsitektur tropis seringkali dilihat dari konteks 'budaya'. Padahal kata 'tropis' tidak ada kaitannya dengan budaya atau kebudayaan, melainkan berkaitan dengan 'iklim'. Pembahasan arsitektur tropis harus didekati dari aspek iklim. Mereka yang mendalami persoalan iklim dalam arsitekturpersoalan yang cenderung dipelajari oleh disiplin ilmu sains bangunan (fisika bangunan)akan dapat memberikan jawaban yang lebih tepat dan terukur secara kuantitatif. Mereka yang dianggap ahli dalam bidang arsitektur tropisKoenigsberger, Givoni, Kukreja, Sodha, Lippsmeier dan Nick Bakermemiliki spesialisasi keilmuan yang berkaitan dengan sains bangunan, bukan ilmu sejarah atau teori arsitektur.<br /></span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style="font-size:85%;"> Kekeliruan pemahaman mengenai arsitektur tropis di Indonesia nampaknya dapat dipahami, karena pengertian arsitektur tropis sering dicampuradukkan dengan pengertian 'arsitektur tradisional' di Indonesia, yang memang secara menonjol selalu dipecahkan secara tropis. Pada masyarakat tradisional, iklim sebagai bagian dari alam begitu dihormati bahkan dikeramatkan, sehingga pertimbangan iklim amat menonjol pada karya arsitektur tersebut. Manusia Indonesia cenderung akan membayangkan bentuk-bentuk arsitektur tradisional Indonesia ketika mendengar istilah arsitektur tropis. Dengan bayangan iniyang sebetulnya tidak seluruhnya benarpembicaraan mengenai arsitektur tropis akan selalu diawali. Dari sini pula pemahaman mengenai arsitektur tropis lalu memiliki konteks dengan budaya, yakni kebudayaan tradisional Indonesia. Hanya mereka yang mendalami ilmu sejarah dan teori arsitektur yang mampu berbicara banyak mengenai budaya dalam kaitannya dengan arsitektur, sementara arsitektur tropis (basah) tidak hanya terdapat di Indonesia, akan tetapi di seluruh negara yang beriklim tropis (basah) dengan budaya yang berbeda-beda, sehingga pendekatan arsitektur tropis dari aspek budaya menjadi tidak relevan.<br /></span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style="font-size:85%;"> Dari uraian di atas, perlu ditekankan kembali bahwa pemecahan rancangan arsitektur tropis (basah) pada akhirnya sangatlah terbuka. Arsitektur tropis dapat berbentuk apa sajatidak harus serupa dengan bentuk-bentuk arsitektur tradisional yang banyak dijumpai di wilayah Indonesia, sepanjang rancangan bangunan tersebut mengarah pada pemecahan persoalan yang ditimbulkan oleh iklim tropis seperti terik matahari, suhu tinggi, hujan dan kelembapan tinggi.<br /><br /></span><div style="text-align: center;"><span style="font-style: italic;font-size:85%;" >SUMBER google '' Arsitektur Tropis Indonesia''</span><span style="font-size:85%;"><br /></span></div></div>SRyuLiAnA I. MALiGehttp://www.blogger.com/profile/10875497878174186859noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1378806159037539004.post-11313250005926150012011-01-11T08:25:00.000-08:002011-02-17T00:57:08.631-08:00PERKEMBANGAN ARSITEKTUR<div style="text-align: justify; color: rgb(255, 0, 0); font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;">PERAN DAN TANTANGAN DUNIA ARSITEKTUR<br /><br />Dalam membahas validitas posisi yang dimiliki arsitektur, peran dan tantangan dunia arsitektur pada masa mendatang adalah cukup bijaksana bila kita menempatkannya pertama sekali dalam suatu kerangka waktu. Jika ditinjau dalam rentang WaktU 1980 sampai masa sekarang ini maka perkembangan masalah dan isu-isu lingkungan binaan (Arsitektur) cukup rumit. Untuk jangka waktu ke depan pun sudah barang tentu masalah yang dihadapi semakin rumit dengan segala aspek yang terkait didalamnya. Apa yang diresahkan saat ini oleh para praktisi arsitektur di Indonesia adalah situasi dimana dirasakan ada keterbatasan pemahaman perbendaharaan "kata" Arsitektur itu sendiri terutama didalam menanggapi tuntutan perkembangan kebutuhan masyarakat yang berhubungan dengan lingkungan binaannya. Bila ditinjau dalam perspektif waktu antara tahun 1960-an dan masa sekarang, Arsitektur kelihatan telah berubah dari suatu gerakan yang menentang estetika dan parameter-parameter sosial kepada suatu kondisi yang menginginkan status quo. Hal ini terutama berkaitan dengan kecenderungan untuk menolak bentuk-bentuk formal dan kemapanan sosial dalam masyarakat modern. Apa yang jelas terlihat disini adalah Arsitektur berusaha untuk menyajikan suatu bahasa formal yang berlaku umum yang terkadang bersifat figuratif dan ekletis. Beberapa tema-tema arsitektur digali seperti: Postmodernism; Regionalism;Deconstructionism; Neo-modernism dan lain sebagainya, semua ini dimaksudkan untuk membuat Arsitektur sebagai "alat ekspresi budaya" Disini terlihat bahwa praktisi arsitektur kontemporer cenderung mencari bentuk-bentuk pembenaran ideologinya. Arsitektur tidak lagi dalam kerangka pemikiran yang berusaha mengekspresikan arti tersirat dari suatu bentuk produk tetapi lebih kepada makna yang terlihat sesaat. Kritik dan debat dalam dunia arsitektur berkisar diantara berbagai macam tema-tema tersebut sehingga perkembangan arsitektur banyak dipengaruhi kampanye dari beragam ideologi. Perkembangan diatas berpengaruh besar terhadap profesi arsitek. Terjadi perubahan dari Arsitek yang secara tradisional dikenal sebagai "master builder" yang secara estetis sangat puritan kepada arsitek sebagai "trendsetter". Situasi ini sebenarnya sangat berkaitan dengan perkembangan sosial dan ekonomi yang terjadi di masyarakat modern dimana segala perangkat kapital lebih menekankan suatu sistem yang cepat dan serba instant. Jelas keadaan ini berpengaruh pada masyarakat dengan tidak peduli pada arti hakiki yang tersirat dan suatu bentuk produk tetapi lebih terpaku pada makna yang terlihat layaknya melihat beragam gaya kemasan produk komoditi. Apa yang berlaku pada arsitektur juga adalah suatu skenario dimana arsitektur telah menjelma menjadi bagian integral dari sistem beroperasinya instrumen kapital. Dalam hal ini arsitektur itu sendiri menjadi bagian yang tak terpisahkan dari barang konsumsi dengan berbagai macam "style" yang berkompetisi dipasaran. Tidaklah salah seperti dikatakan Ventury (1966) bahwa peranan arsitektur akan menjadi berkurang sejalan dengan perkembangan sosial dan ekonomi masyarakat modern. Yang harus menjadi perhatian utama para praktisi arsitektur sekarang ini adalah : peranan apa yang sebaiknya dilakukan untuk menghadapi kekuatan kapital dalam 'pasar' jasa arsitektur. Ada kekhawatiran yang timbul saat ini tentang kemampuan para praktisi<br />Arsitektur untuk mampu beradaptasi dalam persaingan ketat pada 'pasar' pengguna jasa Arsitektur. Menghubungkan arsitektur dengan kecenderungan perkembangan ekonomi saat ini adalah suatu pekerjaan yang sulit. Interaksi antara Arsitektur dan perkembangan ekonomi dapat dilihat dari dua sisi pandang yang berbeda. Pertama berkaitan dengan peranan Arsitektur didalam perkembangan ekonomi. Kedua peranan Arsitektur sebagai objek budaya. Bila dibandingkan dengan objek budaya lainnya seperti lukisan, musik, maupun karya sastra jelas Arsitektur sangat berbeda dalam hal besarnya biaya-biaya yang terpaut didalamnya . Walaupun tentu setiap bentuk karya seni dapat mengekspresikan pengaruh 'pasar', akan tetapi Arsitektur sebagai bentuk karya seni sangat tergantung kepada sumber daya ekonomi dan kekuatan politik jauh sampai keseluruh bagian proses perancangan seperti: pemilihan site, program, budget, bahan, schedule. Parameter-parameter ekonomi ini sangat membatasi peran 'transgresif' dan 'transformatif' yang dimiliki arsitek.<br />Walaupun demikian, situasi ini tentu masih memberi peluang untuk membuat perubahan didalam proses perencanaan dan perancangan arsitektur. Disini Arsitektur perlu menghindari kesalahan dalam hal cenderung tetap memandang peran tradisionalnya sebagai 'master builder'. Adalah kenyataan bahwa secara tradisi arsitek selalu berada ditampuk pimpinan pada tim-tim proyek Arsitektur. Akan tetapi sekarang ini ada kecenderungan dimana pemberi tugas terutama yang berskala besar lebih tergantung pada manajer bangunan dari pada Arsitek. lni erat kaitannya dengan perkembangan ekonomi masyarakat yang mempengaruhi pola-pola hubungan kerja antara arsitek dan masyarakat. Yang penting untuk dicamkan sekarang adalah bagaimana agar arsitektur dapat menyatu dengan sistem ekonomi yang berkembang. Oleh sebab itu praktisi arsitektur harus dapat meningkatkan kemampuan dan pemahamannya akan proses-proses ekonomi yang terjadi sejalan dengan usahanya didalam pembentukan lingkungan binaan.<br />Situasi diatas memberikan suatu gambaran bahwa validitas posisi yang dimiliki arsitektur sesungguhnya tergantung pada pengembangan strateginya sendiri yang dapat sejalan dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi begitu cepat didalam masyarakat modern sekarang ini. Peranan Arsitektur yang diharapkan dalam skenario ini adalah harus lebih bersifat sebagai jasa industri dan berbeda dengan peranan tradisionalnya. Sudah barang tentu ini akan mengubah sikap dan etos kerja di dalam dunia arsitektur secara substansial yaitu perubahan yang menempatkan arsitektur terserap didalam proses-proses ekonomi yang berkembang didalam komunitas.<br />Kendala yang mungkin terjadi dari skenario diatas saat ini adalah kurangnya pemahaman mengenai tantangan-tantangan baru dan peluang-peluang baru yang berkembang diseputar arsitektur itu sendiri. Kekurangan terhadap hal-hal tesebut akan mengakibatkan arsitektur terperangkap dalam bentuk-bentuk solusi perancangan yang bersifat figuratif. Banyak bukti-bukti yang menunjukkan bahwa perangkat operasi dari kapitalisme dan konsumerisme telah membawa arsitektur kedalam ekletisme Adalah cukup relevan untuk dicermati saat ini tentang kemungkinan peranan Arsitektur di masa mendatang. Arsitektur sebagai agen perubahan harus sejalan dengan sistem nilai-nilai baru dan etos kerja baru yang berkembang pada komunitas. Yang penting adalah bahwa solusi arsitektur yang muncul harus diputuskan berdasarkan sumbangannya pada masyarakat keseluruhan. Oleh karena itu dibutuhkan arsitektur sebagai bagian dari inftastruktur dan jasa.<br /><br /></span><div style="text-align: center;"><span style="font-style: italic;font-size:85%;" >SUMBER</span><span style="font-size:85%;"> google ''Validitas Posisi Yang Dimiliki Arsitektur''<br /></span><span style="font-style: italic; font-weight: bold;font-size:85%;" >NELSON SIAHAAN</span><span style="font-size:85%;"><br />Fakultas Teknik<br />Universitas Sumatera Utara<br /></span></div></div>SRyuLiAnA I. MALiGehttp://www.blogger.com/profile/10875497878174186859noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1378806159037539004.post-37465631474077628652010-11-08T01:47:00.000-08:002011-02-17T01:01:12.095-08:00PENGARUH ARSITEK TERHADAP LINGKUNGAN<div style="text-align: justify; color: rgb(255, 0, 0); font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;">Istilah <b>arsitek</b> seringkali diartikan secara sempit sebagai seorang <i>perancang bangunan</i>, adalah orang yang terlibat dalam perencanaa<span style="text-decoration: underline;">n, merancang</span><span style="color: rgb(255, 0, 0);"><span style="text-decoration: underline;"></span></span>, dan mengawasi konstruksi bangunan , yang perannya untuk memandu keputusan yang mempengaruhi aspek bangunan, tersebut dalam sisi astetika, budaya, atau masalah sosial. Definisi tersebut kuranglah tepat karena lingkup pekerjaan seorang arsitek sangat luas, mulai dari lingkup interior ruangan, lingku<span style="text-decoration: underline;"></span>p bangunan, lingkup kompleks bangunan, sampai dengan lingkup kota dan regional. Karenanya, lebih tepat mendefinisikan arsitek sebagai seorang ahli di bidang ilmu arsitektur, ahli rancang bangun atau <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan_binaan" title="Lingkungan binaan"></a>lingkunan. (wikipedia)<br /><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFa9M9BuI5JvT2Ycw7oLK7Dak58Uy8TTR3Jz_K9Ex2NVA0wWW30QC8TJClnyQjfjXfXi9FXQ1GW4NAM2SOkES53rm6H0C4sGE91TwkD_S8loRFQ8QET9kGEXfDxFRs6BRJZb_gkNTYtS0/s1600/Architect__Foreman_1.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 145px; height: 160px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFa9M9BuI5JvT2Ycw7oLK7Dak58Uy8TTR3Jz_K9Ex2NVA0wWW30QC8TJClnyQjfjXfXi9FXQ1GW4NAM2SOkES53rm6H0C4sGE91TwkD_S8loRFQ8QET9kGEXfDxFRs6BRJZb_gkNTYtS0/s400/Architect__Foreman_1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5537114890650840722" border="0" /></a></span><span style="font-size:85%;"><br />Sebagai seorang arsitek kita harus jeli dan teliti dalam membangun proyek jangan sampai proyek yang kita bangun berdampak buruk bagi lingkungan sekitarnya. Kita harus memperhatikan keadaan lingkungan sekitar dan menganalisa site terlebih dahulu agar bangunan yang akan dibangun tidak salah penempatan, sehingga tidak merusak tata ruang kota. Karena arsitek tidak hanya merancang bangunan tapi juga merencanakan tata ruang kota.<br /><br />Tidak sedikit arsitek yang melakukan kesalahan dalam pembangunan, ada beberapa contoh kasus yang membuat arsitek dinilai tidak becus dalam menjalankan tugasnya oleh sebagaian masyarakat yaitu :<br /><br />1. Jebolnya tanggul Situ Gintung<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1YkQB749EJTGF7s1C2IMEqDeI_QpwIAUm8hHkHNMh8aI0N6F9gWf7CvGitfPsC8KPzju7yJGquJcMCNtvxE-KVbTmm8ddqhpIzfZUWMC_D0dhOuUhkYaJZOIqFE4q5Uv1BZj67oolnXk/s1600/situgintungjebol-1.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 400px; height: 228px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1YkQB749EJTGF7s1C2IMEqDeI_QpwIAUm8hHkHNMh8aI0N6F9gWf7CvGitfPsC8KPzju7yJGquJcMCNtvxE-KVbTmm8ddqhpIzfZUWMC_D0dhOuUhkYaJZOIqFE4q5Uv1BZj67oolnXk/s400/situgintungjebol-1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5537118291162152354" border="0" /></a></span><span style="font-size:85%;"><br /><br />2. Amblesnya jalan RE Martadinata sejauh 7 meter.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHCueRnXA77WpuCT6Ho-PjbOBjnnOVp7qVFZ-pllE64O_XYDHsuhl7DA4XH-_wG6hbQT9qFgEwRZ-mVHnNP5qYA-06VTmgqz5qKxEbh7hNxg6ujUjeo-lKYlVhjpALIPsBAfomSOROUAU/s1600/index.jpeg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 222px; height: 167px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHCueRnXA77WpuCT6Ho-PjbOBjnnOVp7qVFZ-pllE64O_XYDHsuhl7DA4XH-_wG6hbQT9qFgEwRZ-mVHnNP5qYA-06VTmgqz5qKxEbh7hNxg6ujUjeo-lKYlVhjpALIPsBAfomSOROUAU/s400/index.jpeg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5537118067254915314" border="0" /></a></span><span style="font-size:85%;"><br /><br />Mau tidak mau dalam hal ini tetap saja aristektur yang disalahkan. maka dari itu, sebagai seorang arsitek kita harus teliti dan hati-hati dalam mengerjakan sebuah proyek. Sehingga proyek yang kita kerjakan tidak berdampak buruk di kemudian hari.<br /><br />Pada kesimpulannya Arsitek sangat berperan penting dalam pembangunan dan memiliki tanggung jawab serta resiko yang besar.</span><span style="font-size:85%;"><br /><br /></span></div>SRyuLiAnA I. MALiGehttp://www.blogger.com/profile/10875497878174186859noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1378806159037539004.post-35861895424747104562010-10-25T06:39:00.000-07:002011-02-17T00:55:23.327-08:00PENGARUH BANGUNAN TERHADAP LINGKUNGAN<div style="text-align: justify; color: rgb(255, 0, 0); font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;">Berubahnya temperatur udara kota seringkali dipandang sebagai fenomena pemanasan global seperti polusi gas rumah kaca di kota. Aspek fisik bangunan seperti bentuk dan orientasi bangunan, tidak pernah diperhitungkan sebagai penyebab naiknya temperatur udara kota. Orientasi bangunan sebagai salah satu aspek bentuk bangunan dianggap berpengaruh hanya pada kenyamanan termal ruang dalam bangunan saja.<br /><br />Selain itu orientasi bangunan lebih diatur oleh struktur jalan dan kondisi topografi atau faktor lain seperti ekonomi yang dianggap lebih menentukan. Penelitian ini membahas pengaruh orientasi bangunan terhadap temperatur udara kawasan di kota Bandung. Untuk itu dilakukan pengukuran orientasi bangunan dan temperatur udara pada 10 kawasan yang terdiri dari 30 zona ukur berdiameter 300m yang tersebar di Bandung. Pengukuran orientasi dilakukan dengan cara mengukur luas dinding Timur dan Barat serta Utara dan Selatan. Lebih lanjut pengukuran temperatur udara dilakukan pada seluruh kawasan secara intensif dari pukul 07.00 hingga 17.00 dengan interval pengukuran satu jam dengan mengunakan termometer bola basah dan kering.<br /><br />Analisis bivariate menunjukkan hubungan yang sangat signifikan antara orientasi bangunan pada temperatur udara kawasan. Kawasan yang memiliki bangunan yang cenderung berorientasi Timur – Barat cenderung memiliki temperatur udara lebih tinggi. Bila dua buah kawasan yang sama kecuali dari aspek orientasinya, di mana perbedaan ratio luas dinding T-B / luas dinding U-S berbeda satu, maka kawasan yang memiliki ratio lebih besar akan memiliki temperatur udara lebih tinggi 0,53 °C. Hal ini disebabkan dinding Timur dan Barat banyak menerima radiasi matahari sehingga menjadi panas dan meradiasikan kembali kalor tersebut ke udara.<br /><br />Dan pada kesimpulannya, Orientasi bangunan berpengaruh pada temperatur udara kawasan sehingga aspek tersebut harus diperhatikan dalam proses penataan kawasan. Namun pengendalian temperatur udara kawasan tidak hanya dipengaruhi oleh orientasi bangunan saja, tetapi juga oleh bahan penyusun dinding yang berperan sebagai penerima dan penyimpan kalor. Penataan penggunaan bahan bangunan dapat membantu mengoptimalkan penataan orientasi yang kurang baik. Secara rinci pengaruh orientasi bangunan dapat dirumuskan sebagai berikut:<br /><br />1. Sedapat mungkin sisi panjang bangunan menghadap Utara-Selatan dan sisi<br />pendeknya menghadap Timur-Barat.<br />a. Semakin pendek sisi bangunan yang menghadap Timur-Barat, maka<br />semakin rendah temperatur udara kawasan tersebut.<br />b. Semakin pendek sisi bangunan yang menghadap Timur-Barat, maka<br />kecepatan naik temperatur udara pagi hari lebih rendah<br /><br />2. Pengaruh orientasi bangunan terhadap temperatur udara kawasan dapat<br />dikurangi bila digunakan bahan bangunan yang berkapasitas kalor rendah<br />terutama pada sisi Timur –Barat bangunan.<br /><br /></span><span style="font-style: italic; font-weight: bold;font-size:85%;" >SUMBER Google</span><span style="font-size:85%;"><br /></span></div>SRyuLiAnA I. MALiGehttp://www.blogger.com/profile/10875497878174186859noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1378806159037539004.post-66132272091339070102010-06-01T22:45:00.000-07:002011-02-17T00:56:13.116-08:00BUKAAN RUANG<div style="text-align: justify; color: rgb(255, 0, 0); font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;">Ruang adalah sebuah ruang yang diperluas dalam arah yang berbeda dari arah asalnya akan menjadi sebuah ruang. ruang adalah daerah 3 dimensi dimana berbagai aktivitas tejadi didalamnya. Sebagai ruang tiga dimensi, dalam pembendaharaan perancangan arsitektur suatu ruang dapat :<br /><br /></span></div><span style="color: rgb(255, 0, 0); font-family: lucida grande;font-size:85%;" > 1. Ruang kosong atau void, yaitu ruang yang dibatasi oleh ruang-ruang.</span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style="color: rgb(255, 0, 0); font-family: lucida grande;font-size:85%;" >Contoh Gambar :</span><span style="font-size:85%;"><br /></span><p style="color: rgb(255, 0, 0); font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><img src="http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:JF9Hxhd-GbdsUM::www.futbolwallpapers.com/wallpapers/san_siro.jpg&t=1&h=194&w=259&usg=__Cb1Fzh-Q4Mq68IO3F54oC2ZciVY=" id="imgb" width="578" height="434" /></span></p><span style="font-size:85%;"><br /><br /></span><span style="color: rgb(255, 0, 0); font-family: lucida grande;font-size:85%;" >2. Ruang solid, yaitu ruang yang ditempati massa.</span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style="color: rgb(255, 0, 0); font-family: lucida grande;font-size:85%;" >Contoh Gambar :</span><span style="font-size:85%;"><br /><br /><img style="color: rgb(255, 0, 0); font-family: lucida grande;" src="http://lahapasi.files.wordpress.com/2007/12/74180190.jpg" id="imgb" width="518" height="329" /><br /><br /><br /></span><span style="font-style: italic; color: rgb(255, 0, 0); font-family: lucida grande;font-size:85%;" >SUMBER : Internet</span>SRyuLiAnA I. MALiGehttp://www.blogger.com/profile/10875497878174186859noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1378806159037539004.post-30668989904049468172010-06-01T22:18:00.000-07:002011-02-17T00:51:45.067-08:00RUANG<span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0); font-family: lucida grande;font-size:85%;" >Pengertian Ruang</span><span style="font-size:85%;"><br /><br /></span><span style="color: rgb(255, 0, 0); font-family: lucida grande;font-size:85%;" >Secara garis besar pemahaman ruang dalam sejarah arsitektur terbagi atas tiga hal :</span><span style="font-size:85%;"><br /><br /></span><div style="text-align: justify; color: rgb(255, 0, 0); font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;">1. Pemahaman ruang arsitektur dalam perspektif subjektivis, Dalam hal ini manusia mengetahui keberadaan ruang yang disebabkan oleh idea. Salah satu tokohnya itu arsitek <strong>rudolph M. Schnidler</strong> berpendapat bahwa ruang dapat diartikan sebagai jiwa.Ide ruang sepenuhnya bersumber pada kekuatan intelektual dan kekuatan kreatif<br /></span></div><div style="text-align: justify; color: rgb(255, 0, 0); font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;">Misalnya : Pelukis menuangkan idenya pada sebuah kanvas, sastrawan pada kertas2, pemahat pada kayu2nya, nah arsitek menyalurkan kreativitasnya pada ruang. ruang dipandang sebagai bahan baku layaknya kanvas, kertas ataupun kayu.<br /></span></div><span style="font-size:85%;"><br /></span><div style="text-align: justify; color: rgb(255, 0, 0); font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;">2. Pemahaman ruang arsitektur dalam perspektif objektivis, dalam pemahaman ini menekankan pada pengetahuan inderawi. Memiliki ciri2 fisik seperti harus terukur menempati posisi, mempunyai bentuk, struktur, eksistensi dalam waktu, ruang dan massa, kelembaban, gerak serta ciri2 lain seperti warna, tektur, solid, dan sebagainya. Contonya <strong>Le Corbusier</strong> mendefinisikan arsitektur sebagai permainan massa yang tersingkap cahaya, ia memakai pertimbangan2: menekankan kecondongan bentuk yang paling murni yaitu kubus, permukaan (surface), penggunaan dnah sebagai generator bentuk.<br /></span></div><span style="font-size:85%;"><br /></span><div style="text-align: justify; color: rgb(255, 0, 0); font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;">3. Ruang dalam perspektif fenomenologi, dalam pemahaman ini menekankan pada <em>phenomena</em>2 yg terjadi pada manusia. Salah satu tokohnya <strong>C Norberg-schulz</strong>, dalam bukunya <em>existence,space and architecture</em><br /></span> menggolongkan ruang kedalam beberapa golongan, salah satunya ruang eksistensial. Disini dikembangkan ide bahwa ruang dapat dimengerti sebagai perwujudan manusia tentang 'keberadaanya di dunia.</div><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style="color: rgb(255, 0, 0); font-family: lucida grande;font-size:85%;" >Contoh Gambar :</span><span style="font-size:85%;"><br /><br /><img style="color: rgb(255, 0, 0); font-family: lucida grande;" src="file:///C:/DOCUME%7E1/INTERN%7E1/LOCALS%7E1/Temp/moz-screenshot.png" alt="" /><img style="color: rgb(255, 0, 0); font-family: lucida grande;" src="file:///C:/DOCUME%7E1/INTERN%7E1/LOCALS%7E1/Temp/moz-screenshot-1.png" alt="" /><img style="color: rgb(255, 0, 0); font-family: lucida grande;" src="http://indesain.files.wordpress.com/2009/06/interior-ruang-tamu.jpg" id="imgb" width="603" height="452" /><br /><br /><br /><br /><img style="color: rgb(255, 0, 0); font-family: lucida grande;" src="http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:kqynY7qK2ulUrM::www.jobitcom.com/images/ruang_teori_netcampus.jpg&t=1&h=184&w=274&usg=__FkTceVkO_21nT7OXj8zvQtVOHPo=" id="imgb" width="483" height="325" /></span>SRyuLiAnA I. MALiGehttp://www.blogger.com/profile/10875497878174186859noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1378806159037539004.post-14822786535163622082010-04-20T03:20:00.000-07:002011-02-17T00:51:00.675-08:00ORGANISASI RUANG<span style="color: rgb(255, 0, 0); font-family: lucida grande;font-family:times new roman;font-size:85%;" >Setiap jenis <span style="font-weight: bold;">ORGANISASI RUANG</span> didahului oleh bagian yang membicarakan karakter bentuk, hubungan-hubungan ruang dan tanggapan lingkungan dari kategori tersebut. Berikut ini adalah contoh beberapa jenis organisasi ruang :</span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style="color: rgb(255, 0, 0); font-family: lucida grande;font-family:times new roman;font-size:85%;" ><br /><span style="font-style: italic; font-family: lucida grande;">1. Organisasi Terpusat</span><br /><span style="font-family: lucida grande;">Sebuah ruang dominan terpusat dengan pengelompokan sejumlah ruang sekunder.</span><br /><br /><br /></span><span style="font-size:85%;"><a style="color: rgb(255, 0, 0); font-family: lucida grande;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjasG7CO_Pb8QnbILTKLMOT2fZDw2vkkiQW2sq6aVOOk0CJwmZ_7M9Kq_bs5oUPFo_-Wphlo9wbh9Lpk-IAY1iQsd1vnE6d_9TYvnp9kGHZghjJ9WjnNFuQVPaEXGuHhsBqGZlSnO7t0Sg/s1600/images.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 260px; height: 195px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjasG7CO_Pb8QnbILTKLMOT2fZDw2vkkiQW2sq6aVOOk0CJwmZ_7M9Kq_bs5oUPFo_-Wphlo9wbh9Lpk-IAY1iQsd1vnE6d_9TYvnp9kGHZghjJ9WjnNFuQVPaEXGuHhsBqGZlSnO7t0Sg/s320/images.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5462164675592136994" border="0" /></a></span><span style="font-size:85%;"><br /><br /></span><span style="color: rgb(255, 0, 0); font-family: lucida grande;font-family:times new roman;font-size:85%;" ><span style="font-style: italic;">2. Organisasi Linier</span><br />Suatu urutan dalam suatu garis dari ruang yang berulang.<br /><br /><br /></span><span style="font-size:85%;"><a style="color: rgb(255, 0, 0); font-family: lucida grande;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifHSoUfWsctduk6DDeBsa_GVHA-mE2tzZVNWfJqnrOU4mc7WjiBb57g4QOqTMNV5_QvDQCwgyiLw2gGEog6G1VqgiFDZTdSE1K8IcFjS5snliz2LHTP8d-QpMQIWBrOfsxb9og5cx-9dc/s1600/AgoraAssos-l.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 224px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifHSoUfWsctduk6DDeBsa_GVHA-mE2tzZVNWfJqnrOU4mc7WjiBb57g4QOqTMNV5_QvDQCwgyiLw2gGEog6G1VqgiFDZTdSE1K8IcFjS5snliz2LHTP8d-QpMQIWBrOfsxb9og5cx-9dc/s320/AgoraAssos-l.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5462165201832466450" border="0" /></a></span><span style="color: rgb(255, 0, 0); font-family: lucida grande;font-family:times new roman;font-size:85%;" ><br /><br /><span style="font-style: italic;">3. Organisasi Radial</span><br />Sebuah ruang pusat yang menjadi acuan organisasi-organisasi ruang linier berkembang menurut arah jari-jari.<br /><br /></span><span style="font-size:85%;"><img style="color: rgb(255, 0, 0); font-family: lucida grande;" src="file:///C:/DOCUME%7E1/ANDIRA03/LOCALS%7E1/Temp/moz-screenshot-1.png" alt="" /><br /></span><div style="text-align: center; color: rgb(255, 0, 0); font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><img class="alignnone" src="http://monarch.gsu.edu/jcrampton/foucault/dp10_thumb.jpg" alt="" width="260" height="167" /> <img class="alignnone" src="http://monarch.gsu.edu/jcrampton/foucault/dp11_thumb.jpg" alt="" width="260" height="203" /><br /><img class="alignnone" src="http://monarch.gsu.edu/jcrampton/foucault/dp12_thumb.jpg" alt="" width="195" height="247" /> <img class="alignnone" src="http://monarch.gsu.edu/jcrampton/foucault/dp13_thumb.jpg" alt="" width="182" height="300" /><br /><img src="file:///C:/DOCUME%7E1/ANDIRA03/LOCALS%7E1/Temp/moz-screenshot.png" alt="" /><br /></span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><br /><br /></span><span style="font-style: italic;font-size:85%;" >4. Organisasi Cluster</span><span style="font-size:85%;"><br />Kelompok ruang berdasarkan kedekatan hubungan atau bersama-sama memanfaatkan satu ciri atau hubungan visual.<br /><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFU8QRvcCuvbfmiejmptCLy-f0DYLwVZ7zZO22N51ouadD_3hhba0wuUXuijNFzP8EZCNhG4QdcfKkGWjrET5Gk9XdU0MJoGBrnaMktO5Z5Wqxej2EXhvNr_PXA52opRexcFrrpdYjQP0/s1600/India_FatehpurSikri.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 216px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFU8QRvcCuvbfmiejmptCLy-f0DYLwVZ7zZO22N51ouadD_3hhba0wuUXuijNFzP8EZCNhG4QdcfKkGWjrET5Gk9XdU0MJoGBrnaMktO5Z5Wqxej2EXhvNr_PXA52opRexcFrrpdYjQP0/s320/India_FatehpurSikri.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5462166936135836114" border="0" /></a></span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style="font-style: italic;font-size:85%;" >5. Organisasi Grid</span><span style="font-size:85%;"><br />Organisasi ruang-ruang dalam daerah struktural grid atau sruktur tiga dimensi lain.<br /><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjA6wjOaHwNYA9ExKoIpLP5Fc1mSjeE3n8nLoZJmmQojpya_n3V8iotlhR14fa1EYQii73gQaEspG2_e0VoJzprVIrT3TdgHBqih_5zNbO0RB8JvQSvutb_W8OvOPLkxbcCK2FkC_5bO0/s1600/egypt2005_abu-simbel-great-temple-of-ramses-ii-(67)_430px.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjA6wjOaHwNYA9ExKoIpLP5Fc1mSjeE3n8nLoZJmmQojpya_n3V8iotlhR14fa1EYQii73gQaEspG2_e0VoJzprVIrT3TdgHBqih_5zNbO0RB8JvQSvutb_W8OvOPLkxbcCK2FkC_5bO0/s320/egypt2005_abu-simbel-great-temple-of-ramses-ii-(67)_430px.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5462167654317751442" border="0" /></a></span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style=";font-size:85%;" ><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 21px;"><span style="font-style: italic;">SUMBER :</span> Internet & Buku 'ARSITEKTUR Bentuk, Ruang & Tatanan' FRANCIS D.K. CHING</span></span></span></span><span style="font-size:85%;"><br /><br /><br /><br /></span></div></div><span style="color: rgb(255, 0, 0); font-family: lucida grande;font-family:times new roman;font-size:85%;" ><br /></span>SRyuLiAnA I. MALiGehttp://www.blogger.com/profile/10875497878174186859noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1378806159037539004.post-55872027525018618432010-04-20T02:43:00.000-07:002011-02-17T00:49:54.018-08:00PERUBAHAN BENTUK & PENGGABUNGAN ANTAR BENTUK<div style="text-align: justify; color: rgb(255, 0, 0); font-family: lucida grande;"><span style="font-weight: bold;font-size:85%;" >BENTUK</span><span style="font-size:85%;"> merupakan sebuah istilah inklusif yang memiliki beberapa pengertian. Bentuk dapat di hubungkan pada penampilan luar yang dapat dikenali seperti sebuah kursi atau tubuh seseorang yang mendudukinya. Oleh karena itu, semua bentuk dapat dipahami sebagai hasil dari suatu perubahan atau variasi-variasi yang timbul akibat manipulasi dimensinya atau akibat dari penambahan serta pengurangan dari elemen-elemennya.<br /></span></div><span style="color: rgb(255, 0, 0); font-family: lucida grande;font-family:times new roman;font-size:85%;" ><br /><span style="font-style: italic;">1. Peurubahan Dimensi</span><span style="font-weight: bold;"><br /></span></span><div style="text-align: justify; color: rgb(255, 0, 0); font-family: lucida grande;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;">Dimensi fisik suatu bentuk panjang, lebar & tebal. Dimensi-dimensi ini menentukan proporsi dari bentuk, sedangkan skalanya ditentukan oleh ukuran relatifnya terhadap bentuk-bentuk lain dalam konteksnya.Suatu bentuk dapat diubah dengan menggantikan salah satu atau beberapa dimensi-dimensinya dan tetap mempertahankan identitasnya sebagai anggota bagian dari suatu bentuk. Contohnya, seperti gambar dibawah ini :<br /></span></div><span style="font-size:85%;"><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVFR1VzsmAhmxo3QNBBaEak4TanUIEfSAenDg4DKq90beFmOPnR_vYukBljJyjZjmbFXi74cFBk-BGxOCEYWxVKD8U1VXigjSRoqMIahNyml_jfG3l9SfA6TXOQxJjjqOSpq4PUZrHeyg/s1600/strange_buildings_07.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 247px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVFR1VzsmAhmxo3QNBBaEak4TanUIEfSAenDg4DKq90beFmOPnR_vYukBljJyjZjmbFXi74cFBk-BGxOCEYWxVKD8U1VXigjSRoqMIahNyml_jfG3l9SfA6TXOQxJjjqOSpq4PUZrHeyg/s320/strange_buildings_07.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5462157216267785602" border="0" /></a></span><span style="font-size:85%;"><br /><br /></span><span style="font-style: italic;font-size:85%;" >2. Perubahan Dengan Pengurangan</span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style="font-style: italic;font-size:85%;" ><br /></span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;">Suatu bentuk dapat diubah dengan mengurangi sebagian dari volumenya. tergantung dari bangyaknya pengurangan, suatu bentuk mampu mempertahankan identitas asalnya atau diubah menjadi menjadi suatu bentuk yang lain. sebagai contoh sebuah kubus dapat mempertahankan identitasnya sebagai kubus walaupun sebagian dari kubus tersebut dihilangkan atau diubah menjadi serangkaian bentuk polyhedron teratur yang menggambarkan suatu bola. Sebagai contoh liat gambar dibawah ini :<br /></span></div><span style="font-size:85%;"><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqBeROTGLWfZ5sxFqwfzCJXr6zFggnFkb1M0MH4_UT112wXYBM9w4c2CpBvrmYCZaG5m42Mrr9q0rTjYsR8IXmfK8d_VRpV3ydWGJgU5LGiMyoivBCWwGF8_P4zL10HgYsK_rjZKdJN18/s1600/futuristic-architecture_11263.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 213px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqBeROTGLWfZ5sxFqwfzCJXr6zFggnFkb1M0MH4_UT112wXYBM9w4c2CpBvrmYCZaG5m42Mrr9q0rTjYsR8IXmfK8d_VRpV3ydWGJgU5LGiMyoivBCWwGF8_P4zL10HgYsK_rjZKdJN18/s320/futuristic-architecture_11263.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5462159333501617138" border="0" /></a></span><span style="font-size:85%;"><br /><br /></span><span style="font-style: italic;font-size:85%;" >2. Perubahan Dengan Penambahan<br /><br /></span><span style="font-size:85%;">Suatu bentuk dapat diubah dengan menambahkan unsur-unsur tertentu pada volume bendanya. Sifat proses penambahan serta jumlah dan ukuran relatif, unsur yang ditambahkan akan menentukan apakah identitas bentuk asal dapat di pertahankan atau berubah. Contoh gambar sebagai berikut :<br /><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjG6w0qbaMlbtlV9p-fsX9tRkVAP85io3G838CV16zgmlVH7QDzU5inNE0-3UXgAbLDhS5lnbHsBCxB-sYcJ2zaR7Hzr_mDiig9P2BRyLvOtQx89aw2oL7PXNWPx-dG9rrIBnBW6bYCKRM/s1600/kamakura.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 214px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjG6w0qbaMlbtlV9p-fsX9tRkVAP85io3G838CV16zgmlVH7QDzU5inNE0-3UXgAbLDhS5lnbHsBCxB-sYcJ2zaR7Hzr_mDiig9P2BRyLvOtQx89aw2oL7PXNWPx-dG9rrIBnBW6bYCKRM/s320/kamakura.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5462161422443699074" border="0" /></a></span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style=";font-size:85%;" ><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 21px;"><span style="font-style: italic;">SUMBER :</span> Internet & Buku 'ARSITEKTUR Bentuk, Ruang & Tatanan' FRANCIS D.K. CHING</span></span></span></span><span style="font-size:85%;"><br /><br /></span></div>SRyuLiAnA I. MALiGehttp://www.blogger.com/profile/10875497878174186859noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1378806159037539004.post-39398554675133950982010-04-20T02:18:00.000-07:002011-02-17T00:48:32.355-08:00HUBUNGAN & SIRKULASI RUANG<div style="text-align: justify;font-family:lucida grande;"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" ><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span">Ruang mempunyai arti penting bagi kehidupan manusia. Ruang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia baik secara psikologis emosional maupun dimensional. Ruang adalah suatu wadah yang tidak nyata akan tetapi dapat dirasakan oleh manusia. Perasaan persepsi masing-masing individu melalui penglihatan, penciuman, pendengaran dan penafsirannya. Untuk menyatakan bentuk dunianya, manusia menciptakan ruang tersendiri dengan dasar fungsi dan keindahan yang disebut Ruang Arsitektur.</span></span></span><span style="font-size:85%;"><br /></span></div><span style="font-size:85%;"><br /></span><div style="text-align: justify; color: rgb(255, 0, 0);font-family:verdana;"><span style="font-size:85%;"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span">Ruang Arsitektur Menyangkut :<br /><br /></span></span></span></div><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-family:times new roman;font-size:85%;" ><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 21px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">- Ruang Dalam</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">- Ruang Luar<br /><br /></span></div></span></span></span></span><div style="text-align: justify;font-family:lucida grande;"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" ><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 21px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Pada umumnya dikatakan bahwa Ruang Dalam (Interior) dibatasi oleh tiga bidang yaitu alas/lantai, dinding dan langit-langit/atap. Hanya perlu diingat bahwa dalam beberapa hal, ruang dalam sukar untuk dibedakan tiga bidang pembatas yang terjadi, misalnya pada konstruksi shell karena dinding dan atap menjadi satu.</span></div></span></span></span></span></div><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-family:times new roman;font-size:85%;" ><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 21px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Sedangkan ruang luar adalah :</span></div></span></span></span></span><div style="text-align: justify;font-family:lucida grande;"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" ><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 21px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">* Ruang yang terjadi dengan membatasi alam hanya pada bidang alas dan dindingnya, sedangkan atapnya dapat dikatakan tidak terbatas</span></div></span></span></span></span></div><div style="text-align: justify;font-family:lucida grande;"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" ><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 21px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">* Sebagai lingkungan luar buatan manusia, yang mempunyai arti dan maksud tertentu dan sebagian bagian dari alam</span></div></span></span></span></span></div><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-family:times new roman;font-size:85%;" ><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 21px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;">Hubu</span><span style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span"><span></span></span></span><span class="Apple-style-span"><span style="font-weight: bold;">ngan Antara Ruang</span><br /><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><em style="margin: 0px; padding: 0px;"><span class="Apple-style-span">1. Ruang dalam Ruang,</span></em><span class="Apple-style-span"> Adalah dimana suatu ruang 3 dimensi yang besar, memiliki lagi massa atau dimensi lain didalamnya yang bisa disebut juga sebagai ruang.<br /><br />Contoh :<br /><br /><br /></span><div style="text-align: center;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglr5BNP_vYSCL0if3d-o3WiT4LEdcgK7QdDG-9Rq7NW7PVmwzXKhdPovfVb6oN30r-d2tLnhZSKDAT0yWZQXJLe5ZifV8orP8Gfe6MaxGtWWgd4jO8IFbDr0QELbtNKNhOs7tbJriou6U/s1600/coreldraw-x3-in-scrap.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 239px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglr5BNP_vYSCL0if3d-o3WiT4LEdcgK7QdDG-9Rq7NW7PVmwzXKhdPovfVb6oN30r-d2tLnhZSKDAT0yWZQXJLe5ZifV8orP8Gfe6MaxGtWWgd4jO8IFbDr0QELbtNKNhOs7tbJriou6U/s320/coreldraw-x3-in-scrap.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5462147585453506562" border="0" /></a> <span style="font-weight: bold;">Gbr. </span><strong style="font-weight: bold;"><span style="text-decoration: underline;"><span>Pompidou Centre di Paris karya Renzo Piano<br /><br /></span></span></strong></div><span style="font-style: italic;"><br /></span><div style="text-align: justify;"><span style="font-style: italic;">2. Ruang yang saling berkaitan</span>, yaitu dimana adanya satu ruang yang mengaitkan dua ruang lainnya sehingga memimiliki kesambungan antar kedua ruang.<br /></div><br />Contoh :<br /><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7Pr2va_CNVB6V6au35f4ZAwSeUDEN0EUjiWAb3_jPEi9aAQSqULkS6rzCBpeyVrxYrCQMXVOhnmpN3iCMglS_fZUi2uOIk6NJEcDopPc0moobWxEEzFxXFW-UCtmPGfBpHaKsJVRRs0Q/s1600/untitled5.JPG"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7Pr2va_CNVB6V6au35f4ZAwSeUDEN0EUjiWAb3_jPEi9aAQSqULkS6rzCBpeyVrxYrCQMXVOhnmpN3iCMglS_fZUi2uOIk6NJEcDopPc0moobWxEEzFxXFW-UCtmPGfBpHaKsJVRRs0Q/s320/untitled5.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5462150025007213858" border="0" /></a><br /><span style="font-style: italic;">SUMBER :</span> Internet & Buku 'ARSITEKTUR Bentuk, Ruang & Tatanan' FRANCIS D.K. CHING<br /><span class="Apple-style-span"><br /></span></div></span></span></span></span>SRyuLiAnA I. MALiGehttp://www.blogger.com/profile/10875497878174186859noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1378806159037539004.post-67391553289241017392010-02-23T23:38:00.000-08:002011-02-17T00:47:05.398-08:00Terbentuknya Ruang Dari Unsur Vertical<span style="text-decoration: underline; color: rgb(255, 0, 0); font-weight: bold; font-family: georgia;">B. Terbentuknya Ruang Dari Unsur Vertical</span><br /><br /><div style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="color: rgb(255, 0, 0);"><span>Pada dasrnya ruang terbentuk dari beribu-ribu garis yang saling berhubungan & menyatuh. Dari penyatuan garis-garis ini akan terbentuk sebuah bidang, gambar di bawah ini adalah salah satu contoh beribu-ribu garis yang menghasilkan bidang :</span><span style="font-weight: bold;"><span style="font-weight: bold;"></span></span></span><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);"><span style="font-weight: bold;"><span style="font-weight: bold;"></span></span></span></div><span style="color: rgb(255, 0, 0); font-family: georgia;"><span style="font-weight: bold;"><span style="font-weight: bold;"><br /></span></span></span><a style="font-family: georgia;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKJQuuiU_UHS2HcN6IMrW2C0ubQFK_647lB3EwotqUSoBEY9BhYwSW8tI6iw0nTpZfVY2IOjOQVgPhiBAjJXXzoX2LY4sMkCknutF4E2yXZ89TH6SVFFpBcn4va2Cq-7wM7RV9sRwmRFQ/s1600-h/image017jcx.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 275px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKJQuuiU_UHS2HcN6IMrW2C0ubQFK_647lB3EwotqUSoBEY9BhYwSW8tI6iw0nTpZfVY2IOjOQVgPhiBAjJXXzoX2LY4sMkCknutF4E2yXZ89TH6SVFFpBcn4va2Cq-7wM7RV9sRwmRFQ/s400/image017jcx.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5441712734001012818" border="0" /></a><br /><a style="font-family: georgia;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifRo5SBE5mnh75dFRs6bWiJSPMqasDWCTiP7axUfq4kdep_tEvSk5SagPWpUHcOafwlok-oFmFVnbTaOLkBPOn8TX-i5n03R81dJD02Oe66dlx4sKtGhlB8nNo3a2GJu5pv_iay6NjuLA/s1600-h/image008raa.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 315px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifRo5SBE5mnh75dFRs6bWiJSPMqasDWCTiP7axUfq4kdep_tEvSk5SagPWpUHcOafwlok-oFmFVnbTaOLkBPOn8TX-i5n03R81dJD02Oe66dlx4sKtGhlB8nNo3a2GJu5pv_iay6NjuLA/s400/image008raa.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5441712979843635458" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify; color: rgb(255, 0, 0); font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;">Gambar di bawah ini merupakan salah satu siklus terbentuknya ruang dari unsur vertical dalam kehidupan manusia :<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUYYhG2UL-vcbtI3pjJZOhJUg2uJL9FuwqL6s0JYTsCLE-Co8RQDUmGSxc4CziZaFFWc5O4CrDuHuKpTzz73y90s45EohppT53qkcQqw8U_DRDwTEC3JZfocV8aEUbmdWOITa-1sjQ0G8/s1600-h/image001zgk.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 400px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUYYhG2UL-vcbtI3pjJZOhJUg2uJL9FuwqL6s0JYTsCLE-Co8RQDUmGSxc4CziZaFFWc5O4CrDuHuKpTzz73y90s45EohppT53qkcQqw8U_DRDwTEC3JZfocV8aEUbmdWOITa-1sjQ0G8/s400/image001zgk.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5441713271503128658" border="0" /></a></span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style="font-style: italic;font-size:85%;" >sumber : Google</span><span style="font-size:85%;"><br /></span></div>SRyuLiAnA I. MALiGehttp://www.blogger.com/profile/10875497878174186859noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1378806159037539004.post-21163376121998961792010-02-23T22:41:00.000-08:002011-02-17T00:48:09.425-08:00Terbentuknya Ruang Dari Bidang Horizontal<div style="text-align: justify; color: rgb(255, 0, 0); font-weight: bold; font-family: lucida grande;font-family:lucida grande;"><span style="text-decoration: underline;font-size:85%;" >A. Terbentuknya ruang dari bidang horizontal<br /><br /><br /></span><span style="font-weight: normal;font-size:85%;" >1. Atap</span><span style="text-decoration: underline;font-size:85%;" ><br /><br /></span><span style="font-size:85%;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiU-PEwocuZE0AvSzq9n6MKzkWqgEReQqerRkYlDSOFycfAL3IRGWQNnaHt9iAnCJkOARaDKLeH1O4B0KOTaehxFFGHLnjfr9sVoKyurbMCxyLvUmmK_MFXRqx8R7upg3TptJQLKK317kY/s1600-h/D-770.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 400px; height: 250px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiU-PEwocuZE0AvSzq9n6MKzkWqgEReQqerRkYlDSOFycfAL3IRGWQNnaHt9iAnCJkOARaDKLeH1O4B0KOTaehxFFGHLnjfr9sVoKyurbMCxyLvUmmK_MFXRqx8R7upg3TptJQLKK317kY/s400/D-770.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5441709532409738466" border="0" /></a></span><span style="font-size:85%;"><br /><br /></span><span style="font-weight: normal;font-size:85%;" >2. Dinding</span><span style="font-size:85%;"><br /><br /></span><div style="text-align: center;"><span style="font-size:85%;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTO4jY0HQv3WfOB02eP8CNHu8oNEO7mHo9QpWFhL71m0xzZ3oexrnnti9sa0uqxkq_uf45CfsdqDXhCt4IFqeabOwILbCrGNn_czQ2XwisisqabtdvLAc7y4jUB1GLOUQwqnXmcMbwCvo/s1600-h/IMG05949-20100223-1204.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTO4jY0HQv3WfOB02eP8CNHu8oNEO7mHo9QpWFhL71m0xzZ3oexrnnti9sa0uqxkq_uf45CfsdqDXhCt4IFqeabOwILbCrGNn_czQ2XwisisqabtdvLAc7y4jUB1GLOUQwqnXmcMbwCvo/s400/IMG05949-20100223-1204.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5441702237282018354" border="0" /></a></span><span style="font-style: italic; font-weight: normal;font-size:85%;" > Gbr. Ruko di ITC Depok</span><span style="font-size:85%;"><br /></span></div><span style="font-style: italic; font-weight: normal;font-size:85%;" ><br /><br /></span><span style="font-weight: normal;font-size:85%;" >3. Lantai</span><span style="font-style: italic; font-weight: normal;font-size:85%;" ><br /><br /></span><span style="font-size:85%;"><a style="font-weight: normal;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQ35ffV6ImAJjWq25paCGar1j0fbM_1Sikq2Pw1Pujt789UoV0HCpaQnTGb1TEPKFBj7iYUOHNLRaZ2PUf8sBFqOSfF17ePFYmBqXSjKIeGWSewbHsbobuIZWpAfteAHvAzMSqrG8FBUU/s1600-h/2.tampak-ruko-&-r.lantai-da.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 285px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQ35ffV6ImAJjWq25paCGar1j0fbM_1Sikq2Pw1Pujt789UoV0HCpaQnTGb1TEPKFBj7iYUOHNLRaZ2PUf8sBFqOSfF17ePFYmBqXSjKIeGWSewbHsbobuIZWpAfteAHvAzMSqrG8FBUU/s400/2.tampak-ruko-&-r.lantai-da.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5441710877094427874" border="0" /></a></span><span style="font-style: italic; font-weight: normal;font-size:85%;" ><br /></span><span style="font-weight: normal;font-size:85%;" >Ini adalah salah satu bentuk ruang dari bidang horizontal yang terdiri atau terbentuk dari dasar dan memiliki sifat atau karakternya masing-masing. Pada dasarnya manusia sendiri hidup di dalam sebuah ruang yang dimana merupakan ruang gerak manusia. Pada umumnya, terbentuk ruang dari bidang horizontal yaitu atap, dinding dan lantai. Gambar diatas menunjukan pengabungan elemen-elemen tersebut sehingga dapat membentuk sebuah bangunan yang merupakan ruang gerak manusia pada umum.</span><span style="font-size:85%;"><br /></span></div>SRyuLiAnA I. MALiGehttp://www.blogger.com/profile/10875497878174186859noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1378806159037539004.post-83444389044419143782010-01-05T18:17:00.000-08:002011-02-17T00:46:00.595-08:00<p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><strong><em><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Museum Bank Mandiri</span></em></strong></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 400px; height: 175px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVK4q9yhq80dMDDQo4qVpfdVPGBqzzTQnKSrkfXo8_MlOVr8vWDzeVp54V2Z19-VH__EnciAFX_OlFg1PmHnGTzsplUdw3Yqm14fvEAn68cmD3gZhLbgkIqF-D9jP5yOoUVv-_QJABkkA/s400/building+in+2004.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5423448530738762978" border="0" /></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><em><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Nama Bangunan : Museum Bank Mandiri</span></em></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><em><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Karya : J.J.J de Bruyn dan A.P. Smits dan C. van de Linde</span></em></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><em><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Tahun Pembangunan : 1933</span></em></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><em><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Gaya : Arsitektur Historicism</span></em></span></p><p style="font-family: lucida grande;" align="justify"><span style="font-size:85%;"><em><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Data Bangunan / Ukuran dll : Prinsip desain bangunan, keseimbangan bangunan yang simetri, berskala normal, memilki vocal point serta proporsi yang seimbang dan perpaduan yang unik sehingga menghasilkan sesuatu yang baru dan mampu menarik perhatian setiap orang di karenakan bentuk bangunan yang tua dan unik.</span></em></span></p><p style="font-family: lucida grande;" align="justify"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" >Gedung Museum Bank Mandiri (ex-Nederlandsche Handel-Maatschappij (NHM)) dirancang oleh 3 orang arsitek belanda yaitu J.J.J de Bruyn dan A.P. Smits dan C. van de Linde, Gedung ini mulai dibangun tahun 1929 dan pada tanggal 14 Januari 1933 dibuka secara resmi Oleh C.J Karel Van Aalst, Presiden NHM ke-10. Gedung ex-NHM ini tampak kokoh dan megah dengan arsitektur Niew Zakelijk atau Art Deco Klasik</span></p><p style="font-family: lucida grande;" align="justify"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" >Museum yang menempati area seluas 10.039 m2 ini pada awalnya adalah gedung Nederlandsche Handel-Maatschappij (NHM) atau Factorji Batavia yang merupakan perusahaan dagang milik </span><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" >Belanda yang kemudian berkembang menjadi perusahaan di bidang perbankan.<br /><br />Nederlandsche Handel-Maatschappij (NHM) dinasionalisasi pada tahun 1960 menjadi salah satu gedung kantor Bank Koperasi Tani & Nelayan (BKTN) Urusan Ekspor Impor. Kemudian bersamaan dengan lahirnya Bank Ekspor Impor Indonesia (BankExim) pada 31 Desember 1968, gedung tersebut pun beralih menjadi kantor pusat Bank Export import (Bank Exim), hingga akhirnya legal merger Bank Exim bersama Bank Dagang Negara (BDN), Bank Bumi Daya (BBD) dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) ke dalam Bank Mandiri (1999), maka gedung tersebut pun menjadi asset Bank Mandiri.<br /><br /></span></p>SRyuLiAnA I. MALiGehttp://www.blogger.com/profile/10875497878174186859noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1378806159037539004.post-28033250620141470552010-01-05T17:51:00.000-08:002011-02-17T00:45:30.436-08:00<p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><strong><span style="color: rgb(255, 0, 0);"><em>Perpustakaan Alexandria atau Perpustakaan Iskandariyah</em></span></strong></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 400px; height: 295px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRzR783_ZICINnYG4QEpXpGsc5ijfo2nWWdwqqOloEkwLqNvRXJNEbgUw-HtpEgbIajGwIx8fMBJq9BsmRC8cHGK1-pVgZv3UNKZw30KWdUnsUgqwTnZRCyBssftmIM_NHMUfq_Qjpc7E/s400/BA_day.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5423443905823670818" border="0" /></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><em><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Nama Bangunan : </span></em><em><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Perpustakaan Alexandria atau Perpustakaan Iskandariyah</span></em></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><em><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Karya : Demetrius Phalareus</span></em></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><em><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Tahun Pembangunan : abad ke-3 SM </span></em></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><em><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Gaya : Arsitektur Historicm</span></em></span></p><p style="font-family: lucida grande;" align="justify"><span style="font-size:85%;"><em><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Data Bangunan/Ukuran dll : Prinsip desain bangunan yang stabil alias mempunyai keseimbangan simetri, berskala normal, proporsi yang seimbang dan perdaduan yang unik serta memiliki vocal point. </span></em></span></p><p style="font-family: lucida grande;" align="justify"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" >Perpustakaan Alexandria atau Perpustakaan Iskandariyah adalah pernah menjadi perpustakaan terbesar di dunia. Dia biasanya dianggap didirikan pada awal abad ke-3 SM pada masa pemerintahan Ptolemeus II dari Mesir setelah bapaknya mendirikan kuil Muses, Musaeum (yang merupakan asal kata "Museum"). Pengaturan awal dilakukan oleh Demetrius Phalareus. Perpustakaan ini diperkirakan menyimpan sekitar 400.000 sampai 700.000 naskah pada masa puncaknya. </span><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" >Sekarang Bibliotek Alexandria diresmikan pada 2003 dekat lokasi di mana perpustakaan ini dulu berdiri.</span><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" ><br /></span></p><span style="color: rgb(255, 0, 0); font-family: lucida grande;font-size:85%;" ><br /></span>SRyuLiAnA I. MALiGehttp://www.blogger.com/profile/10875497878174186859noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1378806159037539004.post-6874587789819057742010-01-05T17:42:00.000-08:002011-02-17T00:45:00.048-08:00<p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><strong><em><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Masjid Istiqlal</span></em></strong></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><strong><em></em></strong></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 400px; height: 242px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0P7qnp8yXI-Juevmro2dWKMKmJdhz10xJVlF3kR_RO4N8CTkpZA1WZ8Uj4zrgg4jf-gAaKpuX4fj1MlM6WRLihlohzNQKQJSnm1jEObWxr7ett9j06GJuNK_yyAd278_BdlAEesI212w/s400/istiqlal.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5423438036110101298" border="0" /><strong><em></em></strong></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><em><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Nama Bangunan : Masjid Istiqlal</span></em></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><em><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Karya : Frederich Silaban.</span></em></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><em><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Tahun Pembangunan : 1961</span></em></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><em><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Gaya : Arsitektur </span></em></span></p><p style="font-family: lucida grande;" align="justify"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" ><em>Data Bangunan/Ukuran dll : Prinsip desain bangunan yang stabil alias mempunyai keseimbangan simetri, berskala normal, proporsi yang seimbang dan perdaduan yang unik serta memiliki vocal point. </em></span></p><p style="font-family: lucida grande;" align="justify"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" >Masjid Istiqlal adalah masjid yang terletak di pusat ibukota negara Republik Indonesia, Jakarta. Masjid ini adalah masjid terbesar di Asia Tenggara. Masjid ini diprakarsai oleh Presiden Republik Indonesia saat itu, Ir. Sukarno di mana pemancangan batu pertama, sebagai tanda dimulainya pembangunan Masjid Istiqlal dilakukan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 24 Agustus 1961. Arsitek Masjid Istiqlal adalah Frederich Silaban.<br /><br />Lokasi masjid ini berada di timur laut lapangan Monumen Nasional (Monas). Bangunan utama masjid ini terdiri dari lima lantai. Masjid ini mempunyai kubah yang diameternya 45 meter. Masjid ini mampu menampung orang hingga lebih dari dua ratus ribu jamaah.<br /><br />Selain digunakan sebagai aktivitas ibadah umat Islam, masjid ini juga digunakan sebagai kantor Majelis Ulama Indonesia, aktivitas sosial, dan kegiatan umum. Masjid ini juga menjadi salah satu daya tarik wisata yang terkenal di Jakarta. Kebanyakan wisatawan yang berkunjung umumnya wisatawan domestik, dan sebagian wisatawan asing yang beragama Islam. Tidak diketahui apakah umat non-Islam dapat berkunjung ke masjid ini.<br /><br />Pada tiap hari besar Islam seperti Idul Fitri, Idul Adha dan Maulid Nabi Muhammad, presiden Republik Indonesia selalu mengadakan kegiatan keagamaan di masjid ini yang disiarkan secara langsung melalui televisi.<br /><br /></span></p>SRyuLiAnA I. MALiGehttp://www.blogger.com/profile/10875497878174186859noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1378806159037539004.post-92200038576474560492010-01-05T17:32:00.000-08:002011-02-17T00:44:37.884-08:00<p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><strong><em><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Tugu Monumen Nasional (MoNas)</span></em></strong></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><strong><em></em></strong></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 264px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvwpT917EL8oJNz1Fx9uEcXUwJoMfeAfG7OF9D4oj7dvG9s4U7aScqKyyW_B1g0bBC0WE4ppEB1eIb3lTUb7Urzkb56ZU1y3UPqDiC6w8VE7JB8oQTsbHAt7ihfq2pX9RNyDQREMM6J14/s400/396px-Monas_by_day.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5423435766543031778" border="0" /><strong><em></em></strong></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" ><em>Nama Bangunan : </em></span><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" ><em>Tugu Monumen Nasional (MoNas)</em></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" ><em>Karya : Soedarsono dan Frederich Silaban</em></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" ><em>Tahun Pembangunan : mulai dibangun Agustus 1959, dan diresmikan 17 Agustus 1961</em></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" ><em>Gaya : Arsitektur Historicism</em></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" ><em>Data Bangunan : Prinsip desain bangunan yang stabil alias mempunyai keseimbangan simetri, berskala normal, proporsi yang seimbang dan perdaduan yang unik serta memiliki vocal point pada salah bagian tugunya.</em></span></p><p style="font-family: lucida grande;" align="justify"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" >Tugu Peringatan Nasional dibangun di areal seluas 80 hektar. Tugu ini diarsiteki oleh Soedarsono dan Frederich Silaban, dengan konsultan Ir. Rooseno, mulai dibangun Agustus 1959, dan diresmikan 17 Agustus 1961 oleh Presiden RI Soekarno. Monas resmi dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975.<br /><br />Pembagunan tugu Monas bertujuan mengenang dan melestarikan perjuangan bangsa Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan 1945, agar terbangkitnya inspirasi dan semangat patriotisme generasi saat ini dan mendatang.<br /><br />Tugu Monas yang menjulang tinggi dan melambangkan lingga (alu atau anatan) yang penuh dimensi khas budaya bangsa Indonesia. Semua pelataran cawan melambangkan Yoni (lumbung). Alu dan lumbung merupakan alat rumah tangga yang terdapat hampir di setiap rumah penduduk pribumi Indonesia.<br /><br />Lapangan Monas mengalami lima kali penggantian nama yaitu Lapangan Gambir, Lapangan Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas, dan Taman Monas. Di sekeliling tugu terdapat taman, dua buah kolam dan beberapa lapangan terbuka tempat berolahraga. Pada hari-hari libur</span><span style="font-size:85%;"><br /><br /></span></p>SRyuLiAnA I. MALiGehttp://www.blogger.com/profile/10875497878174186859noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1378806159037539004.post-73992264389421697352010-01-05T17:02:00.000-08:002011-02-17T00:44:19.904-08:00<p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><em><span style="color: rgb(255, 0, 0);"><strong>Katedral St Basil, Moskow, Rusia</strong></span></em></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><em><span style="color: rgb(255, 0, 0);"><strong></strong></span></em></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 351px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWYKD9u93VuDLuthDYbN-Ho3AmAy5RyX2Te4rCkFBQOmoCc3eFY5WIR9ljCXcfuO3_TekXydAYoTWFXuN_3XzO4HfR1qDPGhK_XuXClVhv_tx2MNJqfQIR8c1PvPjMCZynjos0HJYn6as/s400/gereja10.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5423427644651742946" border="0" /><em><span style="color: rgb(255, 0, 0);"><strong></strong></span></em></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><em><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Nama Bangunan : Katedral St Basil</span></em></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><em><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Karya : Ivan IV (Ivan the Terrible)</span></em></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><em><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Tahun Pembangunan : 1555 -1561</span></em></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><em><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Gaya : Arsitektur Romantisme</span></em></span></p><p style="font-family: lucida grande;" align="justify"><span style="font-size:85%;"><em><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Data Banguanan : Data Bangunan : Prinsip desain bangunan yang stabil alias mempunyai keseimbangan simetri, berskala normal, proporsi yang seimbang dan perdaduan yang unik serta memiliki vocal point pada salah satu kubahnya.</span></em></span></p><p style="font-family: lucida grande;" align="justify"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" >Katedral Santo Basil, adalah gereja yang dibangun di Lapangan Merah di Moskow. Gereja ini terlihat sangat menawan, karena memiliki kubah-kubah bawang yang sangat tidak biasa yang tampak lucu dan berwarna-warni. Kadang-kadang orang mengatakan, bahwa kubah2 tersebut mengingatkan mereka pada lollypops.<br /><br />Katedral ini dibangun pada tahun 1555 -1561 oleh Ivan IV (Ivan the Terrible) untuk merayakan penangkapan Khanate Kazan. Sebuah legenda mengatakan bahwa Ivan punya arsitek, Postnik Yakovlev, yang membangun bangunan2 indah lainnya di Rusia. Bahkan, Yakovlev Postnik membangun sejumlah gereja lainnya setelah Santo Basil.</span><span style="font-size:85%;"><em><span style="color: rgb(255, 0, 0);"><br /><br /></span></em></span></p>SRyuLiAnA I. MALiGehttp://www.blogger.com/profile/10875497878174186859noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1378806159037539004.post-2031750134089551662010-01-05T16:53:00.000-08:002011-02-17T00:43:43.185-08:00<p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><strong><em><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Gereja Hallgrímur, Reykjavík, Islandia</span></em></strong></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><strong><em></em></strong></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 400px; height: 292px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgX5MOHeVg-yb4q_v7hmb-YTXIRq5QN4q_xv-aRb3qQozPwxx3hqEA3FFRs8FeLa69i6m4JciknnzS1aiRsB6vnT2I22wNnBez4cNyMfzrl6dmwzW5Pz9HUIk78X3-wqyUEfmJGhunfFN8/s400/gereja1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5423424998953710722" border="0" /><strong><em></em></strong></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><em><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Nama Bangunan : Gereja Hallgrimur</span></em></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><em><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Karya : Guojón Sameelssondesign</span></em></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><em><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Tahun Pembuatan : 1945 - 1986 selesai</span></em></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><em><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Gaya : Arsitektur Brutalisme</span></em></span></p><p style="font-family: lucida grande;" align="justify"><span style="font-size:85%;"><em><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Data Bangunan : Prinsip desain bangunan yang stabil alias mempunyai keseimbangan simetri, berskala normal, proporsi yang seimbang dan perdaduan yang unik serta memiliki vocal point tepat di bagian tengah bangunan.</span></em></span></p><p style="font-family: lucida grande;" align="justify"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" >Gereja paroki Lutheran merupakan salah satu gereja tertinggi, ketinggiannya mencapai 74,5 meter (244 kaki). gereja ini merupakan bangunan arsitektural tertinggi keempat di Islandia. Butuh waktu s</span><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" >angat lama untuk membangunnya, yaitu 38 tahun! Konstruksi pekerjaan dimulai pada tahun 1945 dan berakhir pada tahun 1986. Arsitek bangunan ini adalah Guojón Sameelssondesign.</span></p>SRyuLiAnA I. MALiGehttp://www.blogger.com/profile/10875497878174186859noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1378806159037539004.post-35948397510964460362010-01-05T16:32:00.000-08:002011-02-17T00:43:08.486-08:00<p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><strong><em><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Katedral Brasilia, Brazil</span></em></strong></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><strong><em></em></strong></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 400px; height: 299px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZWD0DR1__HHWRfw1NEtxlFzU6VJu6qLX_7NzG3L69uL5j-4GFklhd64fcwkzXC8sZEEYg6_SNVMNdUp_yWi9Z5pK-MnuDHvcC6Q4A2E8tzU-SXgEhh3AyFYBsJ_ZDpqzztFRZEJmAidc/s400/gereja2b.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5423421841772503074" border="0" /><strong><em></em></strong></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" ><em>Nama Bangunan : Katedral Brasilia</em></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" ><em>Karya : Oscar Niemeyer</em></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" ><em>Tahun Pembuatan : 1970</em></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" ><em>Gaya : Modern</em></span></p><p style="font-family: lucida grande;" align="justify"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" ><em>Data Bangunan : Prinsip desai bangunan yang stabil alias mempunyai keseimbangan simetri, berskala normal, proporsi yang seimbang dan perdaduan yang unik serta memiliki vocal point.</em></span></p><p style="font-family: lucida grande;" align="justify"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" >Katedral Brasilia merupakan gereja terkenal yang dirancang oleh Oscar Niemeyer. Gereja ini terlihat sangat modern, tapi juga terlihat seperti taman bermain untuk anak2. memiliki bagian hiperbolik dengan berat 90 Ton, malambangkan tangan yang mengedah ke atas yang artinya ke surga. Pembangunan gereja ini selesai pada tahun 1970.</span></p>SRyuLiAnA I. MALiGehttp://www.blogger.com/profile/10875497878174186859noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1378806159037539004.post-72346054009783753792010-01-05T16:22:00.000-08:002011-02-17T00:42:42.405-08:00<div style="font-family: lucida grande;" align="justify"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" ><strong><em>Keong Emas</em></strong></span></div><div style="font-family: lucida grande;" align="justify"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" ><strong><em></em></strong></span></div><div style="font-family: lucida grande;" align="justify"><span style="font-size:85%;"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 400px; height: 256px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikaKzGrWrR2QMDlWqRwtzpaaBTePhuae1MQeBKstgM9MzAA4c18uOdy-UyA522xQ1M1sdj3xCng-DNk9tsmk5wncfTRIP4KAKkdHflh8w7JOhLv6PD4nQOYoV2BzcIyBwT5YjsdeTN1Pw/s400/keong-mas.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5423389349901293906" border="0" /></span></div><div style="font-family: lucida grande;" align="justify"><span style="font-size:85%;"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiT0XFogb4sX_ONpURP4bV6wi3UErXSj2WghockQXP0eVsAZtJGIUn7VkScdjKAf43xa7yA-FEQSqBFDSJ67WbS7V_P26x9IRfaMTIyN6zQdAbXGuagcD-c2uuRarbbSHLJMZWyScAgrCY/s400/keong+mas%282%29.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5423390061874903538" border="0" /></span></div><div style="font-family: lucida grande;" align="justify"><div align="justify"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" ><em>Nama Bangunan : Teater Keong Emas</em></span></div><div align="justify"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" ><em>Tahun Pembuatan :</em></span></div><div align="justify"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" ><em>Gaya : Nuasansa alam bertema hewan 'Keong Emas' yang di ambil dari sebuah cerita dongeng</em></span></div><div align="justify"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" ><em>Data Bangunan / Ukuran : </em></span></div><div align="justify"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" >Nama Keong Emas bertahun-tahun begitu akrab di telinga kita, bahkan ada di pelajaran sekolah pun ada. Itu dulu, sekarang entah masih dianggap relevan atau tidak yang pasti teater Imax Keong Emas dibangun dengan harapan menjadi kebanggaan Indonesia.</span></div><div align="justify"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" >Teater Imax Keong Emas secara resmi dibuka pada tanggal 20 April 1984 dan berlokasi di timur Jakarta tepatnya di area Taman Mini Indonesia Indah (TMII) ini mulanya menyuguhkan film-film yang bersifat edutauinment. Tak aneh jika selama kurun waktu hampir 23 tahun usia teater ini hanya dikunjungi oleh rombongan dari sekolah dan keluarga yang ingin memberikan tontonan yang mendidik yang secara khusus tentang dunia luar angkasa.</span></div></div><div style="font-family: lucida grande;" align="justify"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" >Teater keong emas terletak di salah satu tempat rekreasi favorit di Jakarta yaitu Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang terletak di Jakarta Timur. Teater keong emas termasuk dalam katagori arsitektur alam karena terinspirasi dari cerita dongeng "KEONG EMAS" serta menyatu dengan alam karena bentuknya yang menyerupai sebuah keong.</span></div>SRyuLiAnA I. MALiGehttp://www.blogger.com/profile/10875497878174186859noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1378806159037539004.post-18260787654781555312010-01-05T15:53:00.000-08:002011-02-17T00:41:55.907-08:00<p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><strong><em></em></strong></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><strong><em><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Bangunan Putih "National Design Museum"</span></em></strong></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 400px; height: 278px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEir9R3U1U36-zR3LFsUvVEXsN8VP_-T5F-FtAS7QoJdxkUhDlWgCPraFZ4QNHs1s6OuzXZ-qiIBalqfv0e_RyV4eWH-kSD1BLRf0H_GBCDl5sdiJF25MwudjryBBdY-P3XFyxcwvM2AxiY/s400/Getty_Center.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5423408207529352674" border="0" /></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" ><em>Nama Bangunan : Bangunan Putih "National Design Museum"</em></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" ><em>Karya : Richard Meier </em></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" ><em>Tahun Pembuatan : 1934</em></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" ><em>Gaya : Kuno</em></span></p><p style="font-family: lucida grande;" align="justify"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" ><em>Data Bangunan : </em></span><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" ><em>Prinsip Desain yang kompleks membuat bangunan ini terlihat semakin menarik, mulai dari perpaduan yang unik, skala normal, proporsi yang seimbang, keseimbangan yang semetri serta irama yang dinamis membuatnya terkesan manarik walaupun terlihat kuno.</em></span></p><p style="font-family: lucida grande;" align="justify"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" >Selama karier yang membentang lebih dari 50 tahun, Meier telah meletakkan prangko yang unik pada setiap jenis proyek arsitektur, termasuk rumah pribadi dan kompleks perumahan, kantor pusat perusahaan dan bangunan komersial, universitas, seminari, gereja dan museum. Terinspirasi oleh gagasan dan karya-karya Le Corbusier dan lainnya arsitek modernis awal, Meier melihat perbedaan antara arsitektur dan alam, melihat bangunan-bangunan seperti kapal melalui satu pengalaman yang dunia alami. </span></p><p style="font-family: lucida grande;" align="justify"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" ><em><strong>Richard Meier </strong></em>telah diakui dengan penghargaan tertinggi arsitektur, seperti the Pritzker Prize for Architecture, AIA Gold Medal dari American Institute of Architects, Gold Medal dari American Academy of Arts and Letters, Praemium Imperiale dari pemerintah Jepang dan Royal Gold Medal dari Royal Institute of British Architects. Dia melayani di dewan pengawas untuk Cooper-Hewitt, National Design Museum dan Akademi Amerika di Roma, dan ia juga seorang rekan dari American Institute of Architects, American Academy of Arts and Sciences, Perancis dan Belgia Akademi d'Arsitektur , dan anggota dari Deutscher Bund Architekten dan American Academy of Arts and Letters.<br /><br /></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><br /></span></p>SRyuLiAnA I. MALiGehttp://www.blogger.com/profile/10875497878174186859noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1378806159037539004.post-9003834231924453772010-01-05T15:34:00.000-08:002011-02-17T00:41:15.340-08:00<p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><em><span style="color: rgb(255, 0, 0);"><strong>The Netherlands Dance Theatre</strong></span></em></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><em></em></span></p><span style="font-size:85%;"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 300px; height: 171px; font-family: lucida grande;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3yt_pil4xypuFhDqJIkzDqQylxBYCTIrIdLJOatJoPD_akHHSfz0lkbD_Abn_V80ZgP2Q-mBr-KjVy6WdGD6gd1oS12UB6xXNi7HcfaBR4xx4zVccKtkGx5hyphenhyphenBvRNwz1cE0tkulf2pcI/s400/lahayedanstheateroma.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5423403528448671506" border="0" /></span><p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><em></em></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><em><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Nama Bangunan : The Netherlands Dance Theatre</span></em></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><em><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Karya : Rem Koolhaas</span></em></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><em><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Tahun Pembuatan : 1987</span></em></span></p><p style="font-family: lucida grande;" align="justify"><span style="font-size:85%;"><em><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Data Bangunan : </span></em></span><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" >Teater Tari Belanda di Den Haag yang selesai pada tahun 1987 ini adalah salah satu proyek pertama yang diselesaikan untuk mengumpulkan sambutan-sambutan kritis dari berbagai tempat. Teater ini, pada awalnya disusun pada tahun 1980 sebagai sebuah perpanjangan menuju teater sirkus di Scheveningen, tepi laut Den Haag. Pada tahun 1984, yang telah disesuaikan dengan desain situs baru –the Spui Complex- di pusatnya. Pada saat itu, konteks baru tersebut terlah dalam perubahan yang substansial.<br /><br />Saat ini, Teater Tari berbagi bersama The Spui Complex dengan sebuah ruang konser (van Mourik, arsitek), balai kota (bangunan putih oleh Richard Meier), dan sebuah hotel yang dirancang oleh Carel Weeber (juga perencana dari kompleks).<br /><br />Apa yang telah jadi sebuah ekterior yang flamboyan mencerminkan liburan vernakular dari Scheveningen, menjadi sebuah bangunan sederhana di pusat kota (dengan pengecualian pada papan/mural) yang hampir hilang di antara para bangunan di sekitarnya yang terbuka.<br /><br />Walaupun ada kolaborasi yang minim antara OMA dan arsitek dari ruang konser, kedekatan fisik gedung telah menghasilkan lobi bersama – dengan lebar gang a</span><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" >ntara dua bangunan sejauh 7 meter.</span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><em></em></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><em></em></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><em></em></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><em></em></span></p><p style="font-family: lucida grande;"><span style="font-size:85%;"><br /></span></p>SRyuLiAnA I. MALiGehttp://www.blogger.com/profile/10875497878174186859noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1378806159037539004.post-50307192039647869402010-01-05T15:33:00.000-08:002011-02-17T00:40:34.402-08:00<div style="font-family: lucida grande;" align="justify"><span style="font-size:85%;"><strong><em></em></strong></span></div><div style="font-family: lucida grande;" align="justify"><span style="font-size:85%;"><strong><em><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Rumah Banjar</span></em></strong></span></div><div style="font-family: lucida grande;" align="justify"><span style="font-size:85%;"><strong><em></em></strong></span></div><div style="font-family: lucida grande;" align="justify"><span style="font-size:85%;"><strong><em></em></strong></span></div><div style="font-family: lucida grande;" align="justify"><span style="font-size:85%;"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTXnwMIOO8ZVYYcLXRD49LkWEKwbmsaS5DYQIPCkVwzNymTEzWQaMtLBNW9_YfSWfwZ4i_gvXFJOBIkf8uEOz3hEpmwBQ9Vf4GDuggGNyfT8z8KftyuEPAeQVZcvsF97mQu6kCm3cUfjg/s400/800px-Rumah_Bubungan_Tinggi_Anjungan_Kalsel_TMII_Jakarta.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5423403279026971842" border="0" /><strong><em></em></strong></span></div><div style="font-family: lucida grande;" align="justify"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" ><em>Nama Bangunan : Rumah Bandar</em></span></div><div style="font-family: lucida grande;" align="justify"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" ><em>Karya : Suku Bandar</em></span></div><div style="font-family: lucida grande;" align="justify"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" ><em>Tahun Pembuatan : 1971 -1985</em></span></div><div style="font-family: lucida grande;" align="justify"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" ><em>Gaya : Tradisional</em></span></div><div style="font-family: lucida grande;" align="justify"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" ><em>Data Bangunan / Ukuran :</em></span></div><div style="font-family: lucida grande;" align="justify"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" >Rumah Banjar adalah rumah tradisional suku Banjar. Arsitektur tradisional ciri-cirinya antara lain mempunyai perlambang, mempunyai penekanan pada atap, ornamental, dekoratif dan simetris. </span></div><div style="font-family: lucida grande;" align="justify"><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" >Menurut Idwar Saleh (1984:5) Rumah tradisonal Banjar adalah type-type rumah khas Banjar dengan gaya dan ukirannya sendiri mulai sebelum tahun 1871 sampai tahun 1935. Umumnya rumah tradisional Banjar dibangun dengan ber-anjung (ba-anjung) yaitu sayap bangunan yang menjorok dari samping kanan dan kiri bangunan utama karena itu disebut Rumah Baanjung. Anjung merupakan ciri khas rumah tradisional Banjar, walaupun ada pula beberapa type Rumah Banjar yang tidak ber-anjung. Tipe rumah yang paling bernilai tinggi adalah Rumah Bubungan Tinggi yang biasanya dipakai untuk bangunan keraton (Dalam Sultan). Jadi nilainya sama dengan rumah joglo di Jawa yang dipakai sebagai keraton. Keagungan seorang penguasa pada masa pemerintahan kerajaan diukur oleh kuantitas ukuran dan kualitas seni serta kemegahan bangunan-bangunan kerajaan khususnya istana raja (Rumah Bubungan Tinggi). Dalam suatu perkampungan suku Banjar terdiri dari bermacam-macam jenis rumah Banjar yang mencerminkan status sosial maupun status ekonomi sang pemilik rumah. Dalam kampung tersebut rumah dibangun dengan pola linier mengikuti arah aliran sungai maupun jalan raya terdiri dari rumah yang dibangun mengapung di atas air, rumah yang didirikan di atas sungai maupun rumah yang didirikan di daratan, baik pada lahan basah (alluvial) maupun lahan kering.</span><span style="font-size:85%;"><br /><br /></span></div>SRyuLiAnA I. MALiGehttp://www.blogger.com/profile/10875497878174186859noreply@blogger.com0